Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Terus Tumbuh, Laba Bank-bank RI Sudah Lampaui Posisi Sebelum Pandemi Covid-19

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren pertumbuhan positif kinerja bank-bank Tanah Air masih terus berlanjut, tercermin dari pertumbuhan kinerja bisnis yang signifikan pada kuartal I-2022. Perbankan tidak hanya mencatatkan kinerja yang lebih baik dari periode yang sama tahun lalu, tapi juga kuartal I-2020, yakni periode sebelum pandemi Covid-19 merebak di RI.

Bank-bank yang telah mengumumkan hasil kinerja bisnis periode tiga bulan pertama tahun ini, seperti PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, hingga PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk membukukan pertumbuhan laba bersih yang signifikan.

Pada paparan kinerjanya yang digelar pada pekan lalu, BCA mengumumkan torehan laba bersih sebesar Rp 8,1 triliun pada kuartal I-2022, tumbuh 14,6 persen secara tahunan (year on year/yoy). Posisi laba itu sudah lebih tinggi dibandingkan capaian laba bersih kuartal I-2020 sebesar Rp 6,6 triliun.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, peningkatan laba bersih itu didukung oleh pertumbuhan bisnis, antara lain peningkatan aktivitas kredit, transaksi, dan penghimpunan dana murah.

"Seiring dengan pemulihan perekonomian nasional, total kredit naik 8,6 persen secara tahunan. Pertumbuhan kredit terjadi di semua segmen, baik kredit untuk bisnis maupun konsumsi," kata dia.

Pada saat bersamaan, CASA bank dengan kode emiten BBCA itu terus tumbuh secara berkelanjutan hingga 21,7 persen secara tahunan pada kuartal I-2022. Menurut Jahja, pertumbuhan dana murah itu merupakan hasil dari inovasi layanan digital yang konsisten serta ekspansi ekosistem bisnis.

Seiring dengan pertumbuhan likuiditas dan kredit, BCA membukukan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 2,5 persen menjadi Rp 14,5 triliun.

Kemudian, pendapatan selain bunga tumbuh 19,5 persen secara yoy menjadi Rp 5,9 triliun di periode yang sama, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 15,8 persen secara tahunan. Secara total, pendapatan operasional BCA tercatat sebesar Rp 20,4 triliun atau naik 6,9 persen secara tahunan.

Di sisi lain, seiring dengan peningkatan kualitas aset, biaya provisi tercatat menurun 13,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara itu, BRI pada periode kuartal I-2022 membukukan laba bersih konsolidasian sebesar Rp 12,16 triliun, meroket 78,23 persen secara yoy. Capaian itu juga sudah lebih tinggi dibanding torehan laba bersih kuartal I-2020 sebesar Rp 8,17 triliun.

"Pertumbuhan laba BRI pada kuartal I 2022 tidak lepas dari pulihnya perekonomian nasional serta menggeliatnya aktivitas pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan core business BRI,” kata Direktur Utama, BRI Sunarso.

Menurutnya, kondisi UMKM yang mulai pulih saat ini juga mendorong penyaluran kredit BRI. Pada kuartal I tahun ini, penyaluran kredit BRI tumbuh 7,43 persen yoy menjadi sebesar Rp 1.075,93 triliun.

Pertumbuhan itu diikuti dengan perbaikan manajemen risiko, tercermin dari rasio kredit macet (non performing loan/NPL) BRI secara konsolidasian sebesar 3,09 persen pada akhir Maret 2022. Angka ini menurun jika dibandingkan NPL kuartal I-2021 sebesar 3,3 persen.

Adapun bank pelat merah lainnya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp 774 miliar pada kuartal pertama tahun ini, tumbuh 23,8 persen secara yoy. Sama seperti dua bank sebelumnya, torehan laba bersih itu juga lebih tinggi dibanding kuartal I-2020, di mana pada periode tersebut BTN membukukan laba bersih sebesar Rp 457 miliar.

Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, pertumbuhan tersebut ditopang oleh kenaikan penyaluran kredit, pengelolaan aset kredit bermasalah, efisiensi biaya dana, dan operasional.

"Ditinjau dari sisi topline maupun bottom line, kinerja kami tumbuh menggembirakan. Pencapaian ini berkat bisnis model dan implementasi strategi yang tepat," ujar Haru.

Sampai dengan Maret 2021, bank pelat merah yang fokus bergerak pada segmen kredit itu mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp 277,13 triliun, tumbuh 6,04 persen secara yoy dari Rp 261,34 triliun.

Kenaikan kredit itu berdampak pada NII BTN yang tumbuh 28,81 persen pada kuartal I-2022 menjadi Rp 3,57 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,77 triliun. Kenaikkan NII tersebut membuat NIM BTN juga meningkat, dari 3,31 persen pada akhir Maret 2021 menjadi 4,29 persen di kuartal I-2022.

https://money.kompas.com/read/2022/04/26/150500026/terus-tumbuh-laba-bank-bank-ri-sudah-lampaui-posisi-sebelum-pandemi-covid-19

Terkini Lainnya

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke