Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Work-Life Balance ala Aiman Witjaksono

Oleh: Nika Halida Hashina dan Fandhi Gautama

KOMPAS.com - Di masa yang kian kompetitif ini, manajemen waktu cukup sulit ditaati tiap orang. Konsistensi juga akan sulit diraih jika kita menjalankan perencanaan-perencanaan yang sudah dibuat tidak sepenuh hati.

Sering kali, buah dari itu semua adalah kualitas waktu yang hilang. Padahal, seharusnya bisa kita gunakan bersama orang-orang tersayang.

Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk dapat memenuhi work-life balance, yaitu usaha untuk menyeimbangkan pekerjaan dengan kehidupan personal. Kunci penting dari work-life balance adalah fleksibilitas pekerjaan.

Namun, sebagai jurnalis, dengan tenggat waktu yang ketat dan disiplin, tentu usaha menyeimbangkan waktu antara pekerjaan dan kehidupan adalah tantangan besar.

Aiman, seorang Jurnalis Kompas, membagikan kisahnya lewat siniar Aiman Witjaksono episode “Menjaga Keseimbangan Hidup dan Bekerja” di Spotify.

“Keseimbangan bukan hanya di pekerjaan kan ya, tapi di seluruh aktivitas hidup ini sangat penting. Kalau kita perhatikan nih seluruh yang ada di dunia ini pasti berpasang-pasangan,” ujar Aiman.

Akan ada dua sisi dalam setiap aspek kehidupan. Menurut Aiman, “Ini sebetulnya tanda bahwa kita harus memerhatikan keseimbangan.”

Mengatur Waktu sebagai Jurnalis

Bagi Aiman, semua kepala, baik dari yang paling besar, yaitu kepala negara dan yang paling kecil, yaitu kepala keluarga, sama-sama memiliki tanggung jawab besar yang harus ia pertanggungjawabkan kelak.

Wujudnya hanya bisa dipahami oleh diri sendiri karena nilai tiap individu berbeda-beda. Oleh karena itu, bagaimana seseorang memahami tugas pokok dan fungsi mereka sebagai seorang kepala adalah hal penting.

Untuk mencapai work-life balance, nyatanya kita harus memutus koneksi dengan pekerjaan setelah waktu bekerja berakhir, kecuali ada keadaan genting. Hal ini ditujukan agar kita bisa menikmati sepenuhnya waktu yang berharga dengan keluarga.

“Saya dan keluarga kebetulan sama-sama senang berdiskusi. Anak saya dua-duanya perempuan, dan oleh karenanya saya sangat senang dan saya selalu mencoba untuk memahami logika dan perasaan perempuan,” ujar Aiman.

Menurut Aiman, melalui sesi diskusi rutin bersama keluarga, nilai-nilai yang dipegang orangtua dapat tersampaikan dengan baik. Hal ini dapat menjadi bekal untuk anak-anak di masa depan.

Sebenarnya, apa pun profesi yang dijalani, masa stres dan jenuh pasti pernah dirasakan tiap orang terhadap pekerjaannya. Hal ini merupakan kondisi yang normal terjadi.

Namun, jika tidak segera diatasi, dikhawatirkan stres akan memicu burn out dan tindakan emosional yang bisa saja malah mengancam kehidupan personal.

Menghadapi hal ini, Aiman memiliki cara tersendiri sehingga keseimbangan pekerjaan dan kehidupan tetap terjaga. Aiman mengatakan stres itu baik pada tahap tertentu.

Baginya, saat stres, adrenalin menjadi naik sehingga kesadaran tumbuh. Selanjutnya pekerjaan dan tanggung jawab mampu diselesaikan jauh lebih baik. Aiman mengaku senang memelihara stres pada batas tertentu.

Namun, jika tidak dikontrol, stres ini juga bisa mengganggu keseharian, seperti sulit tidur. Kunci dari stres yang sudah berlebihan ini adalah pola pikir. Tanamkan dalam diri dan sadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di muka bumi ini.

Aiman memiliki prinsip. Dalam setiap langkah hidupnya, ia selalu mengupayakan semampunya, menikmati seadanya, dan mensyukuri segalanya.

Simak kisah lengkapnya cara Aiman menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan personal dalam dalam siniar Aiman Witjaksono bertajuk “Menjaga Keseimbangan Hidup dan Bekerja”.

Dengarkan juga kisah lainnya mengenai kehidupan Aiman witjaksono sebagai seorang Jurnalis dalam siniar Aiman Witjaksono hanya di Spotify.

https://money.kompas.com/read/2022/05/11/204459226/work-life-balance-ala-aiman-witjaksono

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke