JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan harga produk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi tidak terhindarkan, seiring dengan kembali meningkatnya harga elpiji nonsubsidi.
Sekretaris Jenderal Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Eddy Misero mengatakan, harga elpiji merupakan salah satu komponen biaya produksi produk UMKM. Oleh karenanya, harga jual yang diterima konsumen turut mengalami penyesuaian.
"Artinya, kalau parameter produksinya naik, otomatis harga jual harus naik," ujar dia kepada Kompas.com, Rabu (13/7/2022).
Eddy berharap kenaikan harga produk, khususnya makanan dan minuman, nantinya dapat diterima oleh masyarakat selaku konsumen agar tidak mengganggu omzet pelaku UMKM.
"Kalau daya beli jadi turun, artinya kemampuan masyarakat untuk menyerap produksi jadi berkurang karena harganya naik, itu yang jadi masalah," tuturnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan kepada para pelaku UMKM untuk menerima keputusan pemerintah yang menaikkan harga elpiji dan melakukan penyesuaian terhadap produksinya.
"Dengan catatan, kalau impact berpengaruh terhadap nilai jual kami, omzet kami ya wajar kami mempertanyakan kembali, wajar kalau kami berteriak ke pemerintah," ucap dia.
Sebagai informasi, PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero), telah resmi melakukan penyesuaian harga elpiji.
Kenaikan harga terjadi pada jenis elpiji Bright Gas 5,5 kg dan elpiji 12 kg.
https://money.kompas.com/read/2022/07/13/105946026/harga-elpiji-nonsubsidi-naik-umkm-otomatis-harga-jual-produk-harus-naik