Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Momen Bahagia Sopir Taksi, Bisa Naik Haji hingga Kuliahkan Tiga Anaknya berkat Blue Bird

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi sopir taksi Blue Bird merupakan kebanggaan tersendiri bagi Darmaji (57). Banyak kebahagiaan yang Darmaji dapatkan saat bekerja selama 32 tahun sebagai seorang sopir taksi Blue Bird. Dari peningkatan taraf hidup, beasiswa pendidikan, hingga naik haji sudah Darmaji rasakan.

Kebahagiaan hidup bersama Blue Bird itu berawal saat Darmaji memutuskan merantau ke Ibu Kota pada tahun 1982. Darmaji yang saat itu masih lajang pergi dari tanah kelahiran di Purwodadi, Jawa Tengah, menuju Bogor, Jawa Barat. Ia kemudian bekerja sebagai buruh di pabrik sepatu.

"Dari pabrik sepatu, saya kerja di Pancoran. Saat itu, saya sudah mulai mengemudi," ujar Darmaji yang rambutnya sudah mulai memutih itu di Kantor Pusat Blue Bird, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (1/8/2022).

Darmaji kemudian menikahi seorang perempuan bernama Indah Sulistyoningsih pada tahun 1986. Anak pertamanya, Lia Muliati, lahir pada 1987. Darmaji dan keluarga kecilnya hidup di pinggiran Ibu Kota, tepatnya di Jatiwaringin.

Kehidupannya tak berjalan berjalan mulus di Ibu Kota sebagai sopir pribadi di sebuah instansi. Gaji Rp 15.000 per bulan saat itu tak bisa mencukupi kebutuhan rumah tangganya. Tawaran kerja menjadi sopir taksi Blue Bird pun muncul.

"Karena tidak mencukupi, saya berpikir lagi, 'Saya harus ke mana lagi nih'. Akhirnya saya pilih kerja di Blue Bird, saya cocok dan bisa mencukupi kebutuhan keluarga saya," ujar Darmaji.

Tawaran kerja di Blue Bird datang dari kakak sepupu Darmaji. Ia yang masih belum hafal jalan-jalan Ibu Kota pun mantap memilih jadi sopir Blue Bird pada 1991. Semua berkat motivasi kakak sepupu Darmaji.

"Sudah, ayo bergabung di Blue Bird. Enggak apa-apa belum hafal jalan, bisa berjalan belajarnya," kata Darmaji menirukan kakak sepupunya saat mengajak kerja di Blue Bird.

Awal karier Darmaji dijalani di Pool Taksi Blue Bird di Kramat Jati. Ia mengakui, seleksi untuk menjadi sopir taksi Blue Bird cukup sulit. Banyak calon pelamar sopir taksi Blue Bird yang gagal.

"Saat itu, kalau sudah terpilih masuk Blue Bird itu sudah bangga. Kalau untuk profesi pengemudi itu cukup sulit masuk ke Blue Bird, tapi alhamdulillah saya bisa masuk," ingat Darmaji.

Jauh sebelum kebahagiaan bisa naik haji, Darmaji sudah mengalami peningkatan penghasilan yang signifikan. Ia bisa meraup penghasilan Rp 50.000-Rp 65.000 per hari dari mengemudi taksi Blue Bird. Istrinya pun kaget dengan banyaknya penghasilan Darmaji.

Darmaji hanya meminta Indah bersyukur dan mengatur pengeluaran keluarga dengan ketat. Ia pun tak lupa meminta istrinya menabung. Dari hasil bekerja di Blue Bird, ia pun bisa membangun rumah.

"Alhamdulllah kerja 1-2 tahun, saya bisa ngumpulin untuk beli tanah di Jatiwaringin. Sedikit demi sedikit, saya kumpulin bisalah mulai bangun rumah di sana. Ya, asal berdiri (rumah) pada saat itu," kata Darmaji, ayah dari tiga anak tersebut.

Adik-adik Lia kemudian lahir pada tahun 1994 dan 1998. Anak Darmaji yang kedua dan ketiga yaitu Annisa Dyandsari dan Rizki Imam Purwaji. Karier Darmaji pun melesat saat dipercaya menjadi kepala unit di Pool Taksi Blue Bird di Kramat Jati.

"Saya jadi kepala unit selama tiga tahun, setelah itu dimutasi ke Pool Raden Inten," tambah Darmaji.

Nikmati fasilitas haji dan beasiswa pendidikan

"Luar biasa. Enggak pernah saya bayangkan dan enggak habis pikir saya bisa naik haji. Apalagi saya berpikir, 'Ah, saya cuma sopir taksi, mana mampu," kata Darmaji dengan senyum lebar. Darmaji hanya terus bersyukur bisa merasakan momen paling bahagia itu pada tahun 2013. Rukun Islam kelima tersebut bisa Darmaji tunaikan.

Menunaikan ibadah haji ke Mekkah memang hal yang paling diimpikan oleh umat Islam. Selain butuh biaya yang besar, kuota haji pun menjadi hal yang perlu dipikirkan. Namun, Darmaji mendapatkan kesempatan naik haji dari Blue Bird pada tahun 2013.

Program haji, lanjut Darmaji, tersedia untuk karyawan termasuk sopir taksi. Ia terpilih menjadi kloter terakhir program haji dari Blue bird. Darmaji berangkat seorang diri ke Mekkah.

"Allah berkehendak lain, jadi ada yang biayain. Itu luar biasa. Pokoknya itu kebahagiaan, haru, dan luar biasa," kata Darmaji yang saat itu berangkat haji dengan dilepas oleh keluarganya.

Soal pendidikan juga menjadi prioritas Darmaji selama bekerja sebagai sopir taksi Blue Bird. Anak-anak Darmaji berhasil menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana (S-1) berkat bantuan beasiswa dari Blue Bird.

Lia berkuliah di Universitas Jenderal Sudirman Purwokerto dengan Program Studi Ilmu Komunikasi; Anissa di Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik di Jagakarsa, Jakarta Selatan, dengan Program Studi Jurnalistik; dan Rizki di Universitas Nasional di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dengan Jurusan Sosiologi.

"Alhamdulillah, untuk pendidikan diutamakan ya di Blue Bird. Artinya, berkat Blue Bird, anak-anak sukses. Saya bersyukur semua fasilitas dari Blue Bird sudah saya terima, sudah diberikan oleh perusahaan," tutur Darmaji.

"Saat ini saya mengabdi tinggal menunggu pensiun. Syukur-syukur saya dikasih umur dan sehat, bisa diperpanjang lagi," tambah Darmaji.

Sebagai perusahaan terbuka di bidang transportasi penumpang dan jasa pengangkutan darat, Blue Bird lahir dari sejarah yang panjang. Blue Bird mengawali kiprahnya pada tahun 1972. Pesan-pesan pendiri Blue Bird Taxi, almarhumah Mutiara Fatimah Djokosoetono, soal kejujuran dan kedisiplinan masih Darmaji ingat sampai saat ini. 

Darmaji sendiri kini berstatus sopir taksi aktif terlama di Blue Bird. Sejak mulai berseragam biru, ikhlas dan mencintai pekerjaan adalah kunci kebahagiaan dalam bekerja bersama Blue Bird. Selama 32 tahun, Darmaji memegang teguh nilai-nilai yang ia yakini tersebut.

Di tengah perjalanan sebagai sopir taksi, Darmaji tak menampik pernah ingin keluar dari Blue Bird. Ada tawaran yang cukup menggoda dari penyedia transportasi berbasis taksi lain. Namun, ia yakin Blue Bird adalah pilihan hatinya.

"Dari awal memang tujuan pertama saya Blue Bird. Saya berpikir di situ pekerjaan apa pun kalau kita lakukan dengan ikhlas dan kita mencintai pekerjaan itu atau profesi itu, pasti ada hasilnya. Prinsip saya begitu. Jadi saya tekuni, sabar," ujar Darmaji.

Darmaji sudah merasakan mengemudi taksi Blue Bird dari mobil Nissan, Ford Laser, hingga Toyota Transmover. Darmaji sempat ingin mengaspal bersama Big Bird, armada bus pariwisata milik Blue Bird. Namun, ia teguh dengan armada taksi Blue Bird.

Dalam perjalanannya, Darmaji setia bersama Blue Bird. Niat awal Darmaji memang hanya ingin berkarier bersama Blue Bird. Meski ada ajakan untuk mengikuti tren taksi online, Darmaji bergeming.

"Seperti ada taksi online, baru-baru banyak yang keluar. Saya enggak begitu pengin. Karena di Blue Bird saya sudah cukup dan sempat diberikan hadiah naik haji. Bagi saya, itu sudah luar biasa," kata Darmaji.

Nilai-nilai positif dari pendiri Blue Bird soal kedisiplinan dan kejujuran juga menjadi modal Darmaji berkarier. Saat Darmaji masuk, almarhumah Mutiara Fatimah Djokosoetono sangat menerapkan kedisiplinan dan kejujuran untuk setiap karyawan dan sopir taksi Blue Bird.

"Saya pas masuk Blue Bird itu Bu Djoko masih ada. Selalu ditanamkan kedisiplinan dan kejujuran. Di situlah, yang tadinya ibaratnya itu di luar Blue Bird brutal, kemudian dituntut lebih baik karena ikut peraturan Blue Bird," kata Darmaji.

Kejujurannya pernah diuji saat mengantarkan penumpang. Sebelum tahun 2000, ia pernah mengantarkan penumpang ke kawasan perumahan elite di Jalan Cendana, tepatnya dekat rumah mantan Presiden Soeharto, Menteng, Jakarta Pusat.

Ia gemetar dan keringat dingin. Tiga lembar cek senilai Rp 3 miliar dan secarik surat perjanjian ada di hadapannya.

"Saya gemetar dan takut pas nemu cek itu. Saya kemudian balik dan antarkan cek itu ke rumah. Saya antarkan dan penumpangnya ucapkan terima kasih," ujar Darmaji sambil tertawa saat mengingat momen menemukan cek senilai Rp 3 miliar.

Berkarier selama 32 tahun, Darmaji bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada Blue Bird. Kepribadian Darmaji terbentuk karena Blue Bird. Darmaji pun tak akan bisa melupakan jasa-jasa dan momen bahagia bersama Blue Bird.

"Mudah-mudahan Blue Bird terus jaya dan bisa lebih memperhatikan kesejateraan pengemudi lagi karena pengemudi kan ujung tombak perusahaan," kata Darmaji.

"Hati saya sudah biru," ujar Darmaji saat menutup kesan 32 tahun berkarier bersama Blue Bird.

Kini Blue Bird sudah berumur 50 tahun. Kebahagiaan yang dirasakan Darmaji pun sesuai dengan misi Blue Bird dalam menjalankan bisnisnya.

Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Sigit Djokosoetono menyatakan, sejak didirikan 50 tahun lalu, seluruh aktivitas dan inisiatif Blue Bird selalu didorong oleh visi untuk membawa kebahagiaan bagi semua pemangku kepentingannya.

“Dengan senantiasa mengutamakan kebutuhan pelanggan serta seluruh pemangku kepentingan, Blue Bird berkomitmen untuk terus beradaptasi mengikuti kebutuhan utama masyarakat di era digitalisasi dan memastikan perusahaan selalu menyediakan produk dan layanan yang berstandar tinggi, aman, nyaman, dan dapat diandalkan,” ujar Sigit di Jakarta, Selasa (7/7/2022).

Blue Bird terus mendorong pertumbuhan bisnis melalui serangkaian inovasi dan transformasi, serta kontribusi positif terhadap perbaikan lingkungan dan kehidupan masyarakat luas.

Ulang tahun ke-50 PT Blue Bird Tbk (BIRD) terasa spesial lantaran pada kuartal I-2022 perseroan mencatatkan kinerja positif.

Sebelumnya, Blue Bird terimbas pandemi Covid-19 pada 2020-2021. Per kuartal I-2022, perseroan berhasil membukukan peningkatan pendapatan sebesar Rp 674 miliar, atau naik sebesar 40,4 persen dari Rp 480 miliar di kuartal I-2021.

EBITDA Perseroan (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) juga mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 89 persen menjadi Rp 149 miliar pada kuartal I-2022.

Blue Bird saat ini memiliki 15 anak perusahaan dan tersebar di 18 lokasi di Indonesia, yakni Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, Cilegon, Medan, Manado, Bandung, Palembang, Padang, Pangkalpinang, Batam, Bali, Lombok, Semarang, Surabaya, Pekanbaru, Makassar, Balikpapan, Solo, dan Yogyakarta.

Jaringan distribusi perusahaan yang ekstensif mencakup lebih dari 600 titik eksklusif di hotel, mal, pusat perbelanjaan, dan lokasi lainnya.

https://money.kompas.com/read/2022/08/07/200652726/momen-bahagia-sopir-taksi-bisa-naik-haji-hingga-kuliahkan-tiga-anaknya-berkat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke