Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Agustus 2022 Deflasi, BI: Tekanan Inflasi Masih Mengancam

Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan, tekanan inflasi ini masih akan berlanjut. Bahkan dapat mendorong inflasi 2022 dan 2023 melebihi batas atas sasaran 3 persen plus minus 1 persen.

"Ke depan, tekanan inflasi IHK diprakirakan masih berlanjut, antara lain didorong oleh masih tingginya harga energi dan pangan global," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (1/9/2022).

Dia menjelaskan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi, inflasi kelompok yang bergejolak (volatile food), dan menguatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan dapat berisiko meningkatkan inflasi inti.

Secara tahunan, inflasi inti Agustus 2022 masih terjaga rendah sebesar 3,04 persen, masih lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,86 persen.

Namun secara bulanan inflasi inti Agustus 2022 tercatat mengalami peningkatan dari 0,28 persen month to month (mtm) di Juli 2022 menjadi 0,38 persen mtm.

"Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh inflasi komoditas dalam kelompok pendidikan, serta komoditas kontrak dan sewa rumah yang didorong kenaikan mobilitas masyarakat dan berlanjutnya proses pemulihan ekonomi," ucap Erwin.

Kemudian pada Agustus 2022 kelompok volatile food tercatat mengalami deflasi sebesar 2,90 persen mtm, setelah pada bulan sebelumnya mencatat inflasi sebesar 1,41 persen mtm.

Deflasi tersebut dapat menurunkan inflasi volatile food secara tahunan menjadi 8,93 persen dibandingkan Juli 2022 yang sebesar 11,47 persen.

Dia menjelaskan, deflasi di kelompok ini disesbabkan oleh turunnya harga aneka cabai dan bawang merah sejalan dengan peningkatan pasokan dari daerah sentra produksi.

"Di sisi lain, komoditas beras dan telur ayam ras mengalami inflasi seiring dengan berakhirnya masa panen dan peningkatan permintaan," kata dia.

Sementara untuk inflasi kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices) pada Agustus 2022 sebesar 0,33 persen secara mtm.

Realisasi tersebut menurun dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 1,17 persen secara mtm lantaran penurunan tarif pesawat sejalan dengan meredanya tekanan harga avtur.

"Penurunan inflasi lebih lanjut tertahan oleh inflasi bahan bakar rumah tangga dan tarif listrik, seiring dengan penyesuaian harga energi nonsubsidi," ungkap Erwin.

Adapun Secara tahunan, kelompok administered prices mengalami inflasi 6,84 persen, lebih tinggi dari inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 6,51 persen.

https://money.kompas.com/read/2022/09/02/144900926/agustus-2022-deflasi-bi-tekanan-inflasi-masih-mengancam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke