Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Optimalisasi Sistem dan Teknologi Jadi Kunci Kesuksesan Digitalisasi Distribusi Pupuk PKT

KOMPAS.com – PT Pupuk Kalimantan Timur atau Pupuk Kaltim (PKT) berhasil mencetak sejarah baru lewat raihan laba yang mencapai Rp 6,17 triliun pada 2021 dan Rp 10 triliun pada semester I 2022. Capaian tersebut mendorong PKT untuk melakukan pengembangan berkelanjutan guna memenuhi target pemerintah dalam industri petrokimia dengan pengoptimalan hilirisasi.

Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi mengatakan bahwa perusahaan telah melakukan berbagai terobosan guna mengikuti kebutuhan pasar. Salah satunya adalah dengan berinovasi dan memaksimalkan teknologi.

“Seiring dengan transformasi industri 4.0, PKT melihat bahwa adaptasi teknologi mampu menciptakan efisiensi guna mencapai produktivitas yang optimal bagi sebuah pabrik di industri petrokimia seperti kami,” kata Rahmad dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (29/9/2022).

Rahmad menjelaskan, pengoptimalan teknologi bisa mendorong proses produksi dari berbagai lini, mulai dari jalur produksi, distribusi, hingga pengolahan lahan.

“Kami memakai beberapa sistem dan aplikasi yang dapat mendukung inisiatif strategis perusahaan yang dibagi menjadi dua fungsi, yaitu smart production dan digitalisasi distribusi pupuk,” ujar Rahmad.

Smart production sendiri adalah sistem yang digunakan untuk meningkatkan reliability, productivity, dan efisiensi energi, serta memaksimalkan pengolahan limbah menuju industri hijau.

“Setiap lini di perusahaan terhubung dengan sebuah aplikasi dasbor yang telah dirancang sesuai dengan kebutuhan manajemen PKT. Implementasi smart production sendiri dilakukan melalui digitalisasi dan kombinasi dengan penerapan Sistem Manajemen Energi berbasis ISO 50001,” papar Rahmad.

Dalam memaksimalkan smart production, PKT sudah membentuk tim “agile” yang bertugas untuk mengawal dan memperlancar perubahan proses kerja dalam implementasi sistem. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan dampak dari smart production di PKT sembari menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang siap dan terlatih menghadapi era digital yang semakin maju.

Adapun dalam penerapan governance risk management (GRS) yang sesuai prinsip good corporate governance (GCG), Rahmad menjabarkan bahwa PKT mengimplementasikan sistem teknologi informasi berbasis digital. Sebut saja, mengembangkan portal dan aplikasi GCG, Gratifikasi Online, Manajemen Risiko Individu, Whistleblowing System (WBS), Sistem Manajemen Risiko, Elektronik Pakta Integritas, serta Sistem Online Kepatuhan Internal.

“Selain sistem, kami juga menggunakan 16 aplikasi guna mendukung produktivitas karyawan selama pandemi Covid-19, seperti PKT Andalanku, Maintenance Dashboard, iPerform, E-Permit, EMOKA, PKT Sehat, PKT Juara, SPIRIT, IDMS, SK3, Master, iPortLog, Safety Rep, SINOVA, STK, dan Portal CGC,” jelas Rahmad.

Sementara, untuk digitalisasi distribusi pupuk, PKT memiliki dua sistem yang digunakan untuk menjamin distribusi secara tepat kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan.

“Tentu saja, PKT juga tetap melakukan pengawasan proses distribusi pupuk meski dilakukan secara digital,” ujar Rahmad.

Sebagai informasi, dua sistem yang digunakan PKT dalam distribusi pupuk digital adalah Distribution Planning and Control System (DPCS) dan Retail Management System atau Sistem RMS. Pada DPCS, PKT dapat melakukan pengawasan distribusi secara real-time dari lini 1 hingga lini 4.

DPCS sudah dilengkapi sistem early warning yang bisa memberikan peringatan bila stok pupuk mulai menipis. Selain stok pupuk, DPCS juga memuat data-data terkait distribusi, seperti penjualan, alokasi di tiap daerah, kapasitas gudang, posisi pupuk yang dikirimkan, kontak staf, dan distributornya.

Sementara, RMS merupakan sistem yang dikembangkan oleh Pupuk Indonesia (PI) dan diterapkan pada seluruh anak usaha di bawah naungan PI, termasuk PKT. RMS dijalankan pada rantai distribusi pupuk di tingkat kios atau pengecer. Sistem ini dapat mengawasi setiap stok dan transaksi pupuk, termasuk mengidentifikasi siapa saja pihak yang ingin melakukan penebusan pupuk di tingkat kios.

Selain itu, PKT juga menerapkan smart farming bernama PreciPalm. Sistem ini digunakan untuk mencari rekomendasi pemupukan berbasis pertanian presisi atau precision agriculture yang cepat, tepat, dan efisien untuk kebun kelapa sawit. PreciPalm menggunakan satelit Sentinel 2A untuk mendapatkan citra satelit berupa peta kondisi kandungan unsur hara tanaman nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) secara real-time.

Keberhasilan digitalisasi PKT

Dengan berbagai sistem dan aplikasi yang telah dikembangkan, Rahmad mengklaim bahwa digitalisasi yang dilakukan PKT telah berhasil. Hal ini dibuktikan dengan predikat National Lighthouse Industry 4.0 yang disematkan kepada PKT oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada April 2021.

“Teknologi yang kami jalankan bekerja dengan sangat baik dalam mendukung produktivitas pabrik PKT. Hal itu bisa terlihat melalui achievement yang kami dapatkan,” ujar Rahmad.

Lebih lanjut Rahmad menjelaskan bahwa penerapan teknologi smart production, misalnya, mampu membantu PKT melakukan efisiensi energi secara signifikan. Berdasarkan data PKT, perusahaan mampu melakukan efisiensi energi sebesar 2,69 persen di pabrik amonia dan 3,88 persen di pabrik urea.

“Keberhasilan teknologi yang diadaptasi oleh PKT tidak terlepas dari kecakapan Insan PKT—sebutan untuk karyawan PKT—dalam memanfaatkan dan menggunakannya dengan maksimal. Saya mengapresiasi Insan PKT karena telah memiliki skill dan berkinerja unggul di balik implementasi digitalisasi sehingga PKT bisa meraih pencapaian seperti ini,” ucap Rahmad.

https://money.kompas.com/read/2022/10/04/182300226/optimalisasi-sistem-dan-teknologi-jadi-kunci-kesuksesan-digitalisasi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke