Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ancaman Resesi Global, Harga Minyak Dunia Turun

Mengutip CNBC, harga minyak mentah berjangka Brent turun 69 sen, atau 0,7 persen, menjadi 97,23 dollar AS per barrel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate turun 36 sen, atau 0,4 persen, menjadi 92,57 dollar AS per barrel.

Pernyataan Bank Sentral Amerika Serikat menjadi perhatian para investor. Presiden Federal Reserve Chicago AS Charles Evans mengatakan, The Fed memiliki proyeksi yang kuat dalam menaikkan suku bunga acuan, dengan target 4,5 persen sejak bulan Maret 2022 lalu, dan terus mempertahankan kenaikan itu.

Tingkat suku bunga yang lebih tinggi, tersebut bertujuan untuk memberikan waktu kepada bank sentral AS melakukan evaluasi dampak inflasi dan memungkinkan rantai pasokan minyak mentah yang terhambat saat ini.

"Ke depannya ekonomi AS akan lebih suram, karena mereka tidak begitu yakin bahwa inflasi bisa terkendali. Sehingga dari sisi makro, ini membebani minya," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.

Harga minyak mentah juga berjuang di tengah tren penguatan dollar AS yang terus perkasa. Dengan nilai tukar dollar AS yang lebih kuat akan membebani harga minyak, karena harga minyak akan lebih mahal untuk negara dengan mata uang selain dollar AS.

Sementara itu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya atau OPEC+ yang memutuskan untuk melakukan pengetatan pasokan akan membatasi penurunan harga minyak pekan lalu. Namun, ada tanda-tanda bahwa penguasa minyak asal Arab Saudi, akan terus memberikan dukungannya kepada importir minyak di Asia secara penuh.

Saudi Aramco menyerukan, setidaknya tujuh pelanggan di Asia dipastikan akan menerima volume kontrak penuh minyak mentah pada November 2022, menjelang puncak musim dingin. Dalam pertemuan pekan lalu, OPEC+ memutuskan untuk menurunkan target produksi mereka sebesar 2 juta barrel per hari.

Usai pengumuman OPEC+ tersebut harga minyak Brent dan WTI mengalami kenaikan sepekan terbesar sejak Maret 2022. Namun, pemotongan produksi minyak OPEC+ tersebut mengecewakan AS, yang menginginkan adanya kenaikan produksi untuk mendukung ekonomi negara itu.

Kekhawatiran atas permintaan minyak yang masih membayangi, karena pendemi telah mengurangi konsumsi. Di sisi lain, hal ini diperkerus dengan upaya Uni Eropa yang tergabung dalam negara G7 untuk memberlakukan batasan harga pada ekspor minyak asal Rusia.

Fitch Ratings memperingkatkan, sanksi baru negara G7 yang rumit itu dinilai bisa menyebabkan Rusia menutup pasokan minyak mentahnya. Faktor geopolitik tersebut dapat mengubah pola pasokan dan menyebabkan volatilitas harga yang lebih besar

"Prospek ekonomi resesi akan menyebabkan permintaan minyak yang lebih rendah, dan kami memperkirakan volatilitas harga akan tetap tinggi dalam jangka pendek karena faktor geopolitik, seperti sanksi lebih lanjut yang mengarah pada pengurangan ekspor Rusia,” tulis Fitch Ratings.

Sementara itu, aktivitas di China selama September mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam empat bulan karena pembatasan Covid-19 menekan permintaan dan kepercayaan bisnis. Perlambatan ekonomi di China, yang merupakan konsumen minyak terbesar kedua di dunia, menambah kekhawatiran tentang akan potensi resesi global yang dipicu oleh kenaikan suku bunga oleh The Fed untuk mengatasi inflasi.

https://money.kompas.com/read/2022/10/11/073800726/ancaman-resesi-global-harga-minyak-dunia-turun

Terkini Lainnya

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke