Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Stok Berkurang Jelang Musim Dingin, Harga Minyak Dunia Melonjak 2 Persen

Mengutip CNBC, harga minyak menrah berjangka Brent untuk pengiriman Desember naik 2,22 dollar AS atau 2,4 persen menjadi 96,47 dollar AS per barrel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate 1,93 dollar AS per barrel atau 2,2 persen, menjadi 89,20 dollar AS per barrel.

Di sisi lain, berdasarkan data Energy Information Administration, stok minyak sulingan turun 4,9 juta barrel pada pekan lalu, menjadi 106,1 juta barrel, atau terendah sejak Mei. Hal tersebut mendorong investor untuk mengabaikan penurunan produksi OPEC+ sebesar 2 juta dollar AS per hari.

“Bagian yang paling mengganggu dari laporan (EIA) adalah persediaan penyulingan jauh di bawah rata-rata. Musim dingin akan datang. Pasar melihat gambaran besarnya, berlawanan dengan angka permintaan jangka pendek yang terkena dampak badai,” kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago.

Inflasi

Banyak investor tetap khawatir, kenaikan inflasi akan mengurangi permintaan bahan bakar. Badan Energi Internasional memperingatkan bahwa ekonomi global mungkin masuk ke dalam resesi.

Harga konsumen AS meningkat lebih dari yang diharapkan bulan lalu, sementara tekanan inflasi yang yang terus meningkat, memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memberikan kenaikan suku bunga 75 basis poin bulan depan.

Chief Executive Officer JPMorgan Chase & Co Jamie Dimon memperingatkan bahwa inflasi yang terus-menerus dan tinggi dapat memacu suku bunga naik lebih tinggi dari 4,5 persen. Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden mengatakan harga bensin AS masih tinggi, dan dia akan berbicara minggu depan sebagai upaya untuk menekan harga.

Keputusan OPEC+

Beberapa yang juga turut membebani harga adalah peringatan oleh IEA bahwa keputusan OPEC+ minggu lalu untuk memangkas pasokan sebesar 2 juta barrel per hari (bph) dapat menyebabkan resesi global.

"Rencana OPEC+ telah menggelincirkan lintasan pertumbuhan pasokan minyak sepanjang sisa tahun ini dan berikutnya, dengan tingkat harga yang lebih tinggi yang dihasilkan. Ini memperburuk volatilitas pasar dan meningkatkan kekhawatiran keamanan energi," kata IEA.

IEA juga menurunkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyaknya sedikit untuk tahun ini menjadi 1,9 juta barrel per hari dan 470.000 barrel per hari pada 2023 menjadi 1,7 juta barel per hari.


Tekanan dollar AS

OPEC pada hari Rabu memangkas prospek pertumbuhan permintaan tahun ini sebesar 460.000 barrel per hari menjadi 2,64 juta barel per hari.

Sementara itu, kebijakan zero Covid-19 di China dan inflasi yang tinggi menurunkan perkiraan permintaan minyak di tahun 2023 sebesar 360.000 barrel per hari menjadi 2,34 juta barel per hari.

"Prospek pertumbuhan berkelanjutan memburuk dengan cepat karena tekanan inflasi, pengetatan kuantitatif, kenaikan biaya pinjaman yang berkelanjutan, nilai tukar dollar AS yang kuat, dan kendala terkait Covid-19 pada negara ekonomi terbesar kedua di dunia, China," kata analis PVM Tamas Varga.

Pasar energi juga berada di bawah tekanan dari nilai tukar dollar AS, yang telah menguat secara signifikan, termasuk terhadap mata uang berimbal hasil rendah seperti yen.

https://money.kompas.com/read/2022/10/14/080000426/stok-berkurang-jelang-musim-dingin-harga-minyak-dunia-melonjak-2-persen

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke