Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

KCIC Buka Peluang Bisnis Rumah Sakit di Pinggir Stasiun Kereta Cepat

KOMPAS.com - PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) menyatakan akan mengupayakan secara maksimal pemanfaatan ekonomi dari keberadaan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).

Director of Project Management and Business Development PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), Allan Tandiono, mengatakan pihaknya membuka peluang bisnis dan kerja sama dengan berbagai pihak guna memanfaatkan potensi di sekitar kawasan stasiun.

Hal itu dilakukan agar KCIC bisa mendapatkan pendapatan di luar tiket kereta. Peluang bisnis di eksternal antara lain pengembangan lahan sekitar stasiun untuk menjadi gedung perkantoran, pusat belanja, apartemen, hotel maupun rumah sakit.

"Sama seperti di negara-negara lain, kita tidak menutup kemungkinan adanya rumah sakit di samping stasiun kereta cepat," ujar Allan dikutip dari Harian Kompas, Kamis (27/10/2022).

Bisnis lainnya, menurut Allan, bisa dikembangkan bisnis periklanan seperti sudah terlihat di stasiun maupun kereta MRT. Ini merupakan potensi revenue yang baik untuk KCIC.

Begitu pula, bisnis penamaan stasiun seperti salah satu stasiun MRT yang disebut Stasiun Setiabudi Astra, Stasiun Dukuh Atas BNI, dan Lebak Bulus Grab. Model bisnis naming right ini akan dilelang pula KCIC untuk empat stasiunnya.

”Yang pasti, setiap transaksi kerja sama bisnis akan dilakukan secara transparan. Kita tidak akan neko-neko,” kata Allan.

Harga tiket kereta cepat

Sebelumnya, Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, tarif tiket kereta cepat Jakarta-Bandung diperkirakan sekitar Rp 350.000 untuk rute paling jauh dan Rp 150.000 untuk rute terdekat.

"Tarif sesuai studi itu Rp 350.000 terjauh, terdekat itu Rp 150.000, tapi kami bisa melakukan diferensiasi tarif juga di mana saat peak kita reduce tarif diskon dan lain-lainnya," kata Dwiyana di Stasiun Tegalluar Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Kabupaten Bandung.

Dwiyana mengatakan, waktu tempuh Jakarta-Bandung hanya membutuhkan 36 menit.

Ia meyakini kecepatan kereta cepat ini dapat membuat masyarakat beralih dalam penggunaan transportasi, mereka yang sebelumnya menggunakan jalur tol dari Jakarta ke Bandung menjadi menggunakan kereta cepat.

"Jadi saya yakin ada peralihan perilaku konsumen, bener-bener shifting ini," ujarnya.

Secara terpisah, Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo mengatakan, pihaknya berupaya menyelesaikan proyek LRT Jabodebek agar dapat terkoneksi dengan KCJB di kawasan Halim Perdanakusuma.

"KAI juga tengah menyelesaikan LRT Jabodebek yang nantinya akan terkoneksi dengan Kereta Cepat Jakarta Bandung di kawasan Halim Perdanakusuma," kata Didiek dalam keterangan tertulis.

Selain terkoneksi dengan KCJB, Didiek mengatakan, LRT Jabodebek akan terintegrasi dengan berbagai moda transportasi lainnya seperti Commuter Line dan bus.

Menurut dia, KAI sedang menyiapkan KA Feeder beserta ruang tunggunya yang akan berhenti di Stasiun Padalarang, Cimahi, dan Bandung.

"Layanan ini disediakan untuk memudahkan pelanggan Kereta Api Cepat yang ingin melanjutkan perjalanan ke wilayah Cimahi maupun pusat Kota Bandung," ujarnya.

Lebih lanjut, Didiek mengatakan, kereta cepat ini tidak hanya menjadi alternatif transportasi baru yang menghubungkan kedua wilayah, tetap meningkatkan perekonomian di wilayah yang dilalui.

Saat ini, kata dia, sebanyak tiga rangkaian kereta sudah tiba di Depo Tegalluar yaitu dua rangkaian Electric Multiple Unit dan satu rangkaian Comprehensive Inspection Train.

"Adapun total keseluruhan rangkaian mencapai 12 rangkaian ditargetkan akan tiba di Indonesia pada Maret 2023," ucap dia.

https://money.kompas.com/read/2022/10/27/121631326/kcic-buka-peluang-bisnis-rumah-sakit-di-pinggir-stasiun-kereta-cepat

Terkini Lainnya

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke