Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Stephannie Bangun Tisoo, Produk Tisu Bambu dengan Omzet Ratusan Juta Rupiah

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengembangkan bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan nyatanya tidak hanya persoalan merancang produk yang menarik.

Lebih dari itu, masyarakat juga perlu sedikit-demi sedikit diperkenalkan pada gaya hidup yang mendukung bisnis berkelanjutan, misalnya beli barang dalam bentuk paket besar dan massal atau bulk buying untuk mengurangi bahan kemasan.

Hal tersebut coba diperkenalkan oleh UMKM Tisoo yang mengusung produk tisu dari bahan bambu yang ramah lingkungan.

Bisnis ini dirintis oleh Stephannie Thian (26) dan William Christopher Jap sejak 2021.

Stephannie menjelaskan, bambu memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi dibandingkan jenis kayu pohon launnya.

"Bambu juga menghasilkan produk yang lembut di kulit, kuat, tebal, tidak berbahaya bagi kesehatan, anti bakteri dan fungi, hypoallergenic, dan tetap punya daya serap tinggi," kata dia saat ditemui di Tokopedia Tower, Rabu (14/12/2022).

Awalnya, ia menyadari, banyaknya masalah lingkungan yang terjadi belakangan disebabkan oleh gaya hidup masyarakat yang sangat konsumtif.

Ia menyebut, masyarakat masih kurang memperhatikan apa yang dikonsumsi, mulai dari bahan hingga kemasananya.

Bisnis Tisoo sendiri mucul dari keyakinan bahwa setiap orang masih menggunakan tisu dalam kegiatan sehari-hari.

Sementara pemilihan serat bambu, lantaran rumpun tumbuhan rerumputan ini masih dibilang merupakan bahan terbaharui yang lebih ramah lingkungan.

"Bambu cepat tumbuh, tidak perlu menanam ulang, bisa tumbuh di tanah bergelombang, dan merupakan daerah resapan air yang baik," imbuh dia.

Untuk memperkenalkan gaya hidup yang juga mendukung gerakan cinta lingkungan, Tisoo menjual produknya dalam paket-paket yang terdiri dari beberapa jenis tisu.

Hal ini bertujuan untuk menghindari limbah kemasan pengiriman yang tidak perlu. Hal ini mengingat tisu merupakan salah satu barang sekali pakai yang penggunaannya dapat terukur.

"Jadi kami jual bundling, namanya bulk buying, dan memang menyarankan konsuen untuk membeli dalam bentuk paket-paket untuk semakin mendukung produk yang berkelanjutan," jelas dia.

Dalam proses pengemasan dan pengiriman, Tisoo seluruhnya telah bebas dari bahan plastik.

Dilihat dari akunnya di e-commerce Tokopedia, harga paket tisu dari Tisoo dibanderol senilai Rp 121.000 untuk 12 gulung tisu toilet. Sedangkan paket yang berisi 12 tisu dapur dan 12 tisu wajah dibanderol seharga Rp 569.000.

Stephannie mengaku, dalam sebulan salah satu paket favoritnya saja dapat terjual sampai ribuan paket. Tanpa menyebutkan jumlah pastinya, omzet dari Tisoo telah mencapai ratusan juta rupiah.

Produk Tisoo juga telah menjangkau masyarakat dari Medan hingga Nusa Tenggara Barat.

"Kebanyakan memang saat ini konsumennya masih ibu rumah tangga yang memperhatikan gerakan keberlanjutan yang ramah lingkungan," ucap dia.

Perempuan yang sempat berkuliah di Australia ini menceritakan, yang paling sulit dari membangun brand berkelanjutan dan ramah lingkungan adalah terkait edukasi pasar.

"Tantangan terbesar saat ini untuk menjangkau publik dan diketahui lebih banyak orang. Sekaligus sebuah dorongan untuk dapat melakukan edukasi," terang dia.

Ke depan, ia akan terus mengembangkan produknya untuk mendiversifikasi produk dengan bahan serat bambu. Adapun, ia berharap dapat menemukan investor untuk produknya tersebut.

Perempuan yang lahir di Jakarta itu juga berharap, dapat membangun gudang di berbagai kota untuk mempermudah penyaluran produk Tisoo. Saat ini, Tisoo telah memiliki dua gudang yakni di Bali dan Jakarta.

https://money.kompas.com/read/2022/12/15/074000826/kisah-stephannie-bangun-tisoo-produk-tisu-bambu-dengan-omzet-ratusan-juta

Terkini Lainnya

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke