Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bahaya BPA dalam Kemasan Plastik Bisa Picu Kanker

Dalam riset tersebut, paparan BPA berkaitan dengan peningkatan risiko kanker payudara pada wanita. Sementara itu, paparan BPA dalam jangka panjang dan akumulatif mungkin menjadi periode yang lebih kritis untuk perkembangan kanker payudara.

“Secara keseluruhan, meta-analisis kami menunjukkan bahwa paparan BPA secara signifikan terkait dengan peningkatan risiko kanker payudara pada perempuan. Ini lebih signifikan pada perempuan pasca-menopause," ungkap paparan tim Zhejiang di jurnal tersebut.

Guru besar Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Andri Cahyo Kumoro menjelaskan, kontaminasi senyawa BPA itu bisa terjadi apabila ada pemanasan dan gesekan. Dia bilang, terjadinya migrasi BPA dari kemasan ke dalam air paling banyak terjadi di kota besar.

“Contohnya galon bekas pakai yang frekuensi peredarannya di kota-kota besar jauh lebih tinggi dibanding daerah di luar perkotaan. Di kota besar siklusnya lebih cepat,” kata Andri.

“Di depo-depo isi ulang, saya melihat di beberapa daerah, pembersihan galon polikarbonat dilakukan secara tradisional. Yang penting cepat, harusnya menggunakan sikat yang lembut sehingga kemungkinan kecil terjadinya pelecutan (migrasi) BPA,” lanjut dia.

Menurutnya, dalam kategori plastik, plastik polikarbonat yang mengandung BPA dikenali dengan nomor kode plastik “7” yang secara umum dikategorikan berisiko. Sayangnya terdapat banyak masyarakat tidak paham kode-kode dalam kemasan plastik.

Untuk itu, ia mengimbau agar kemasan-kemasan yang mengandung BPA, dapat lebih mudah dipahami masyarakat melalui pelabelan. Hal ini penting untuk mencegak paparan BPA kepada bayi, balita dan janin pada ibu hamil.

Penelitian sejenis yang dipublikasikan di jurnal American Association for Cancer Research (AACR), menunjukkan paparan BPA dapat memicu sel kanker payudara. Data Globocan pada 2020, memaparkan jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6 persen) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia.

''70 persen dideteksi sudah di tahap lanjut, kalau kita bisa mendeteksi di tahap awal mungkin kematiannya bisa kita tanggulangi,'' kata Elvida.

Ada banyak sebab pemicu kanker payudara. Sebagian besar kasus kanker payudara di Indonesia dikaitkan dengan faktor risiko seperti faktor lingkungan, gaya hidup yang tidak sehat, dan faktor genetik. Beberapa faktor risiko lingkungan meliputi polusi udara, radiasi, dan paparan zat kimia seperti pestisida dan bahan kimia industri.

Menurut data terbaru dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2020, diperkirakan ada sekitar 2,3 juta kasus baru kanker payudara di seluruh dunia. Angka tersebut menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling umum diderita oleh wanita di seluruh dunia.

https://money.kompas.com/read/2023/04/28/133000526/bahaya-bpa-dalam-kemasan-plastik-bisa-picu-kanker

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke