Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tips Memulai Bisnis Keluarga

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Bisnis dapat dilakukan oleh siapa saja. Bahkan, bisnis juga dapat dilakukan bersama dengan keluarga. Di Indonesia, ada beberapa bisnis keluarga yang sukses.

Salah satunya dalam siniar CUAN edisi Cerita Bisnis episode “Siapa Bilang Pasangan Suami Istri Gak Bisa Merintis Bisnis?” dengan tautan akses dik.si/CUANBonsoe, Sylvia Surya dan Ferrianto, Founder & Baker Bonsoe Bakehouse, adalah pasangan yang merintis usaha secara bersama.

Bisnis Keluarga, Fokus pada Sustainability

Penelitian Harvard Business Review menunjukkan bahwa selama masa ekonomi yang stabil, perusahaan yang dikelola keluarga memang tak menghasilkan uang sebanyak perusahaan dengan struktur kepemilikan yang lebih tersebar dan besar.

Akan tetapi, ketika ekonomi merosot, perusahaan keluarga tergolong lebih stabil. Setelah mengamati siklus bisnis keluarga dari berbagai negara pada 1997–2009, penelitian tersebut menemukan perusahaan keluarga lebih fokus pada perencanaan keuangan jangka panjang.

Itu sebabnya, kita mungkin akan jarang sekali melihat perusahaan keluarga memberikan diskon besar-besaran untuk menarik pelanggannya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan peluang mereka agar mampu bertahan selama masa-masa sulit.

Para petinggi dalam bisnis keluarga biasanya berinvestasi dengan jangka waktu 10 hingga 20 tahun. Pasalnya, mereka lebih fokus untuk memberi kebermanfaatan bagi generasi selanjutnya.

Menurut penelitian di atas, beberapa perusahaan besar pun juga meniru strategi perusahaan keluarga. Perusahaan-perusahaan itu menunjukkan pola kinerja yang serupa, yaitu melonggarkan kinerja saat bisnis meningkat dan mulai memimpin saat bisnis sedang krisis.

3 Tips Memulai Bisnis Keluarga

Mengutip Ramsey Solutions, sebelum memulai bisnis keluarga, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

1. Hindari kemitraan

Saat bisnis sudah sukses dan mampu menjangkau target pasar lebih luas, membuka kemitraan adalah jalan kunci agar bisnis semakin meningkat. Akan tetapi, hal ini ternyata kurang efektif diterapkan dalam bisnis keluarga yang mengutamakan sustainability.

Pasalnya, membuka kemitraan terkadang bisa memicu perselisihan dan perbedaan pendapat antar anggota keluarga. Bahkan, kualitas produk pun terkadang akan berbeda.

2. Meningkatkan intensitas komunikasi

Bisnis keluarga bukan berarti dapat dijalankan dengan minimnya komunikasi. Pasalnya, komunikasi dua arah adalah kunci kesuksesan suatu bisnis. Meningkatkan intensitas komunikasi bisa membuat bisnis berkembang dan mengetahui arah ke depannya.

Setiap anggota keluarga yang terlibat harus melakukan pekerjaan mereka dengan baik. Hal ini juga termasuk mengkomunikasikan harapan mereka untuk masa depan bisnis dan dirinya.

3. Tetapkan batasan yang jelas

Menjalani bisnis keluarga terkadang memiliki tantangan yang berat. Terlebih, jika ada anggota keluarga yang tak bekerja sesuai dengan posisinya. Padahal, bisnis keluarga sama saja seperti pekerjaan pada umumnya.

Keluarga yang bekerja dalam bisnis tersebut harus tanggung jawab pada tugas yang diberikan. Jika sedang bekerja, jauhkan masalah pribadi. Sementara itu, saat sedang berada di rumah dan bersantai, jangan membicarakan pekerjaan.

Lantas, adakah tips lainnya untuk memulai bisnis dengan anggota keluarga dari Sylvia dan Feri? Dengarkan perbincangan lengkapnya dalam siniar CUAN edisi Cerita Bisnis episode “Siapa Bilang Pasangan Suami Istri Gak Bisa Merintis Bisnis?” dengan tautan akses dik.si/CUANBonsoe.

Akses juga episode lainnya melalui playlist CUAN di YouTube Medio by KG Media.

https://money.kompas.com/read/2023/05/09/102244626/tips-memulai-bisnis-keluarga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke