Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menyelami Ekonomi Bersama ChatGPT (Bagian I)

Di era limpahan data dan akses informasi yang demokratis alias gratis, semua orang dengan mudah bisa belajar dan mengajar ekonomi tanpa harus hadir di ruang kelas berhadapan dengan para guru, dosen, dan profesor ekonomi.

Kita sudah dimudahkan dengan kehadiran berbagai media dan instrumen teknologi untuk belajar apa saja, termasuk ekonomi.

Terlebih dengan hadirnya ChatGPT yang merupakan salah satu model GPT (Generative Pre-Trained Transformer) terbaru yang dirilis oleh OpenAI pada 2022, sangat memudahkan untuk memulai pre-research dalam mencari berbagai informasi awal dalam membangun rumusan masalah.

Semua bisa ditanyakan pada ChatGPT mulai dari hal receh hingga hal paling serius, tetapi tidak semua akan direspons terutama menyangkut isu pornografi.

Selain isu-isu sensitif tersebut, tanyalah dan belajarlah sesuka hati. Jadikan ChatGPT sebagai instrumen komplementer, bukan substitusi.

Namun, ada hal-hal penting yang perlu digarisbawahi saat menggunakan ChatGPT untuk tujuan akademis agar berhati-hati, terutama saat belajar ekonomi.

Tantangan penggunaan GPT di bidang ekonomi, biasanya tak jauh dari kecenderungan GPT untuk "hallucinate" atau "hallucination" di mana GPT berpotensi memberikan jawaban atau informasi yang keliru atau tidak akurat.

Dalam beberapa kasus, GPT menciptakan asosiasi antara kata atau konsep yang sebenarnya tidak memiliki korelasi atau hubungan satu sama lain.

Dalam hal ini, GPT menciptakan sesuatu yang mirip dengan sebuah "halusinasi" atau persepsi yang tidak akurat.

Oleh karena itu, walaupun jawaban dari GPT terlihat masuk akal atau berwibawa, kita tetap perlu melakukan pengecekan terhadap kebenaran dan akurasi dari informasi tersebut.

GPT juga tidak bisa memberikan jawaban yang komprehensif dengan banyak hubungan sebab-akibat dari awal hingga akhir sebuah masalah ekonomi tanpa bimbingan.

Saat bekerja dengan GPT, yang perlu kita sadari bahwa interaksi dengan GPT mirip dengan berkolaborasi dengan asisten peneliti yang cerdas dan berpengetahuan luas, meskipun berasal dari kultur berbeda.

Lantas, bagaimana semestinya interaksi dan eksplorasi belajar dan mengajar ekonomi bersama ChatGPT agar tak terjebak dampak negatifnya?

1. Bermain dengan kata kunci yang detail dan spesifik

Misalnya, jika kita ingin tahu bertanya soal Marxisme dengan pertanyaan sederhana seperti "apa itu Marxisme?", maka ChatGPT memberikan jawaban singkat dan biasa saja.

Bahkan mungkin Wikipedia punya jawaban yang lebih baik jika masih berkisar dengan pertanyaan sederhana.

Akan sangat informatif jika kita bertanya tentang seorang ahli ekonomi Marxis tertentu, doktrin tertentu, atau bagaimana Marxisme berubah selama beberapa periode waktu tertentu. Semakin spesifik pertanyaannya, semakin baik jawabannya.

Kita bisa coba minta ChatGPT untuk merangkum karya Rudolf Hilferding tentang modal keuangan, misalnya. Dengan “keywords” yang spesifik, kita juga tidak akan terjebak dari potensi plagiarism, karena menggunakan sumber referensi yang lebih rinci.

Sangat tidak disarankan untuk meminta ChatGPT menulis makalah atau artikel secara utuh tentang topik ekonomi tertentu tanpa kroscek terlebih dahulu.

Dari segi bahasa mungkin terkesan sangat “berwibawa”, tetapi soal teori, data, dan fakta perlu rujukan yang lebih spesifik.

Mungkin saja masih banyak dosen atau peneliti yang menelan mentah-mentah dan menganggap semua yang disampaikan oleh ChatGPT sudah sangat akurat. Padahal tidak demikian.

2. Buatlah pertanyaan yang “terkesan” cerdas

Ketika berinteraksi dengan GPT, kita perlu mengontrol nada percakapan. Bayangkan kita bertanya seperti seorang jurnalis terkenal yang sedang mewawancarai narasumbernya dengan berbagai pertanyaan kritis.

Hal ini karena setiap gaya wawancara ini akan menghasilkan respons yang berbeda dari ChatGPT.

Mintalah respons yang cerdas, terperinci, akademis, atau yang lain yang spesifik. Atau sebaliknya, jika kita menginginkan sedikit ada nuansa kreatif dan humor, percakapan bisa diarahkan sesuai keinginan kita.

Harus proaktif dalam pertanyaan, dan mintalah apa yang sedang dicari. Bahkan sampaikan saja saran, masukan, bahkan kritik jika ada jawabannya yang menurut kita tidak sesuai preferensi.

4. Mintalah jawaban dari berbagai ahli atau pakar ekonomi terkenal

Kita bisa mendapatkan jawaban yang lebih baik dan lebih spesifik dengan meminta jawaban dalam format opini pakar.

Misalnya, jika ingin mengetahui penyebab inflasi yang dijelaskan oleh pemenang nobel Milton Friedman, kita bisa mengarahkan GPT untuk menjangkau segmen jawaban yang lebih cerdas dengan menyebutkan pakarnya secara langsung.

Jika tidak setuju dengan pandangan Friedman tentang inflasi, kita dapat mencari pandangan ekonom terkenal lainnya seperti Paul Samuelson, Susan Athey, Paul Krugman, Tyler Cowen, atau Alex Tabarrok.

Saat tidak yakin atau tidak hafal siapa yang menjadi ahli yang relevan, tidak perlu khawatir, kita dapat bertanya pada GPT dan meminta rekomendasi ahli terpintar dalam bidang yang ingin kita ketahui.

Namun, kita harus berhati-hati dalam memperkenalkan nama-nama yang akan dikutip agar tidak mengalihkan perhatian GPT pada informasi yang tidak relevan atau kurang cerdas.

Sebaiknya kita memperkenalkan informasi yang spesifik dan relevan agar mendapatkan jawaban terbaik.

5. Mintalah perbandingan dan kontradiksi

Jika kita meminta GPT untuk membandingkan dan menunjukkan perbedaan dari dua doktrin, biasanya GPT akan memberikan analisis dengan sangat baik.

Misalnya, "bandingkan dan kontraskan pandangan Milton Friedman dan Paul Krugman tentang perangkap likuiditas" biasanya akan lebih baik daripada sekadar bertanya dengan "apa itu perangkap likuiditas?", meskipun Friedman dan Krugman bukanlah fokus utama kita.

Namun dengan menyebut doktrin, aliran, atau mazhab tertentu, jawaban ChatGPT akan semakin kaya dan memberi ruang untuk memilih lebih banyak jawaban. Jika terlalu banyak daftar jawabannya, tinggal minta saja rangkumannya.

Artikel ini didedikasikan untuk menjawab kekhawatiran hilangnya budaya akademis dengan kehadiran chatbot seperti ChatGPT.

Untuk beberapa trik lainnya akan saya bagi dalam beberapa bagian untuk memudahkan dalam membaca dan mempelajarinya.

Intinya adalah ChatGPT masih bisa diajak berkompromi dan tidak menghapus budaya akademis begitu saja.

Anggap saja saat berinterkasi dengan ChatGPT seperti sebuah perpustakaan yang di dalamnya kita masih mencari sumber referensi asli, mencari karya tulis para pakar, bersikap kritis, dan bertanggung jawab dengan semua kutipan.

ChatGPT tidak akan menghilangkan budaya akademis selama dipergunakan secara bijak.

https://money.kompas.com/read/2023/05/10/093723126/menyelami-ekonomi-bersama-chatgpt-bagian-i

Terkini Lainnya

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke