Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BI Diprediksi Bakal Kembali Pertahankan Suku Bunga Acuan, Ini Alasannya

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM UI) menyatakan, salah satu pertimbangan BI akan mempertahankan suku bunga acuan ialah tingkat inflasi yang semakin terkendali. Tingkat inflasi tercatat terus menurun, di mana pada Mei mencapai 4 persen secara tahunan (year on year/yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 4,33 persen.

"Sejak Juni 2022, laju inflasi berada di atas kisaran target BI sebesar 2 persen hingga 4 persen karena adanya kenaikan harga pangan dan energi global," tulis LPEM UI, dalam risetnya, Rabu (21/6/2023).

Tingkat inflasi sebesar 4 persen sebenarnya sudah mencapai kisaran atas target BI. Namun, dalam berbagai kesempatan pejabat BI menyatakan, tingkat suku bunga acuan belum akan disesuaikan selama tingkat inflasi masih berada di kisaran atas target.

Penurunan inflasi juga diikuti dengan penurunan tingkat komponen inflasi inti, komponen yang menjadi pertimbangan BI menentukan arah suku bunga acuan. Tercatat tingkat inflasi inti turun menjadi 0,06 persen secara bulanan (month to month/mtm) pada Mei, dari bulan sbeelumnya sebesar 0,25 persen.

"Hal tersebut tidak serta merta mengindikasikan bahwa permintaan atau daya beli masyarakat mulai menurun, karena tren historis angka inflasi inti masih dipengaruhi oleh faktor musiman seperti normalisasi permintaan dan harga pasca lebaran," tulis LPEM UI.

Jeda kenaikkan suku bunga The Fed

Selain sentimen inflasi, BI juga diyakini mencermati arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), yang pada pertemuan terakhirnya mempertahankan suku bunga acuan di level 5 hingga 5,25 persen. Ini menjadi kali pertama setelah 10 pertemuan berturut-turut The Fed mengkerek suku bunga acuannya.

Meskipun demikian, pejabat The Fed memberikan sinyal, penahanan tingkat suku bunga acuan itu merupakan sebuah jeda. The Fed masih berkomitmen untuk terus menekan tingkat inflasi Negeri Paman Sam lewat pengetatan kebijakan moneter.

Keputusan jeda The Fed dinilai LPEM UI sebagai sentimen positif bagi pasar keuangan emerging market. Pasalnya, margin imbal hasil antara suku bunga kebijakan AS dengan emergin market menipis.

"Hal ini memberikan keuntungan bagi negara-negara emerging market, karena investor mengalihkan asetnya ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia yang juga memiliki kondisi perekonomian domestik yang kuat," tulis LPEM UI.

Akibatnya, Indonesia terus mencatatkan aliran modal masuk sebesar 1,67 miliar dollar AS menjadi total 5,23 miliar dollar AS dari pertengahan Mei hingga pertengahan Juni. Sentimen ini membuat imbal hasil obligasi pemerintah tenor 10 tahun dan 1 tahun menurun, dari masing-masing sebesar 6,54 persen dan 5,86 persen pada bulan sebelumnya menjadi 6,35 persen dan 5,57 persen.

Dengan melihat sentimen dalam dan luar negeri tersebut, LPEM UI memproyeksi, tingkat suku bunga acuan BI akan dipertahankan di level 5,75 persen. Tingkat suku bunga acuan ini dinilai masih akomodatif untuk mendukung momentum pertumbuhan ekonomi sekaligus menjaga stabilitas harga dan nilai tukar.

"Kami melihat bahwa BI harus tetap mempertahankan suku bunga kebijakannya di 5,75 persen untuk saat ini," tulis LPEM UI.

https://money.kompas.com/read/2023/06/22/042300726/bi-diprediksi-bakal-kembali-pertahankan-suku-bunga-acuan-ini-alasannya

Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke