Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pasokan Mengetat, Harga Minyak Dunia Naik Tipis

Penguatan harga minyak didukung persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun lebih dari perkiraan, mengimbangi kekhawatiran kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh bank sentral yang dapat melemahkan perekonomian global.

Dikutip dari CNBC, harga minyak mentah Brent naik 0,4 persen atau 31 sen AS menjadi 74,34 dollar AS per barrel. Begitu pula dengan harga minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS naik 0,4 persen atau 30 sen AS menjadi 69,86 dollar AS per barrel.

Tren kenaikan harga minyak terjadi usai Administrasi Informasi Energi AS (EIA) melaporkan, persediaan minyak mentah turun 9,6 juta barrel dalam pekan yang berakhir 23 Juni 2023, jauh melebihi perkiraan analis yang sebesar 1,8 juta barrel.

"Pelaku pasar tetap terpecah antara kenaikan suku bunga dengan kekhawatiran resesi global, terhadap potensi permintaan perjalanan yang meningkat dan pasokan minyak mentah yang menyusut," kata Dennis Kissler, Wakil Presiden Senior Perdagangan di BOK Financial.

Pasar memang memiliki kekhawatiran mengenai kenaikan suku bunga dan perlambatan pertumbuhan ekonomi, setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell menegaskan bahwa tren kenaikan suku bunga akan kembali berlanjut dalam beberapa bulan mendatang.

Inflasi yang mulai mereda di AS, ternyata masih berada di atas target The Fed yang sebesar 2 persen. Oleh sebab itu, setelah jeda kenaikan di Juni 2023, The Fed masih memiliki pekerjaan untuk menekan laju inflasi lebih jauh.

Potensi kenaikan suku bunga juga didorong data warga AS yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun pada pekan lalu. Data yang positif itu menggambarkan pemulihan ekonomi dan optimisme pasar tenaga kerja AS.

Powell pun mengindikasikan bahwa kemungkinan akan ada dua kali kenaikan suku bunga lagi hingga akhir tahun dengan masing-masing sebesar 25 basis poin.

Di sisi lain, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde menyatakan bahwa inflasi yang sangat tinggi membuat bank harus menghindari kebijakan penghentian kenaikan suku bunga.

Pernyataan itu memperkuat peluang bahwa Bank Sentral Eropa akan melanjutkan kenaikan suku bunga pada pertemuan Juli 2023.

Sementara itu, di China, negara importir minyak mentah terbesar di dunia, menunjukkan laba tahunan pada perusahaan industri turun dua digit dalam lima bulan pertama karena melemahnya permintaan menekan margin.

Sentimen-sentimen tren kenaikan suku bunga di AS dan Eropa, serta pelemahan ekonomi di China, menjadi faktor yang membatasi kenaikan harga minyak lebih tinggi, sekalipun ada potensi berkurangnya pasokan minyak mentah di pasar global.

"Kurangnya prospek pertumbuhan permintaan bahan bakar membatasi kenaikan harga minyak, bahkan dengan adanya rencana pembatasan produksi oleh produsen minyak," kata Tetsu Emori, CEO Emori Fund Management Inc.

Untuk diketahui, Arab Saudi, pengekspor minyak utama dunia, menyatakan bakal memangkas produksi minyak mentahnya sebesar 1 juta barrel per hari menjadi sekitar 9 juta barrel per hari mulai Juli 2023.

https://money.kompas.com/read/2023/06/30/082312726/pasokan-mengetat-harga-minyak-dunia-naik-tipis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke