Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Proses Rekrutmen Kerja di AS Capai 44 Hari, Wawancara Bisa 9 Kali

Pakar sekaligus pelatih karir Steven Leitch mengatakan, belakangan ini para pencari kerja mendapatkan pengujian yang lebih ketat dari sebelumnya.

“Sepertinya ini menjadi tren yang berkembang di berbagai industri, dengan kandidat menjalani lebih banyak putaran wawancara dan pengujian ketat daripada sebelumnya,” kata Leitch mengutip CNBC, Senin (3/7/2023).

Berdasarkan laporan perusahaan solusi tenaga kerja Josh Bersin Company dan AMS, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk rekrutmen karyawan baru mencapai periode terlama sepanjang masa.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa rata-rata tingkat waktu rekrutmen karyawan pada tahun ini mengalami peningkatan di semua industri dari yang sebelumnya hanya 1 hari, menjadi rata-rata 44 hari.

“Seperti yang ditunjukkan oleh data kami, waktu untuk merekrut telah meningkat secara konsisten selama empat tahun terakhir. Jangan salah, pasar perekrutan tidak akan menjadi lebih mudah dalam waktu dekat,” kata Direktur Pelaksana Global Operasi Klien di AMS, Jim Sykes.

“Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengevaluasi kandidat dari perspektif yang berbeda sembari menghargai waktu kandidat dan mempertahankan proses perekrutan yang efisien,” kata Leitch.

Tetapi fenomena wawancara panjang yang berkembang mencerminkan sifat persaingan yang sangat dan juga tinggi dari pasar kerja saat ini.

“Dengan maraknya pekerjaan jarak jauh dan kumpulan talenta yang lebih besar yang dapat diakses oleh perusahaan, mereka semakin berhati-hati dan mencari lebih banyak cara untuk menilai kandidat secara menyeluruh,” ujar Leitch.

Seorang pencari kerja, Ayomi Samaraweera (32) melalukan 9 kali wawancara kerja dalam satu perusahaan mengatakan proses tersebut sangat menguras tenaga.

“Saya menikmati semua percakapan yang saya lakukan dengan tim tetapi prosesnya menguras tenaga dan tidak ada kejelasan seputar kompensasi di awal, atau kejelasan seperti apa prosesnya,” kata dia.

Menurut pakar SDM Richard Lambert, fenomena kian lamanya proses rekrutmen karyawan adalah bukti bahwa ketidakpastian ekonomi juga menciptakan suasana kecemasan bagi perusahaan, terutama dengan perekrutan.

“Perekrutan, orientasi, dan pelatihan adalah proses yang mahal dan perusahaan ingin memastikan mereka mendapatkan kandidat yang tepat sejak awal,” ujar Richard.

Dia menambahkan ada kemungkinan bahwa perusahaan yang mengadopsi proses wawancara yang lebih lama bertujuan untuk menciptakan bentuk perekrutan yang lebih adil.

“Dengan semakin banyak yang ditanyakan kepada calon melalui penampilan wawancara, akan semakin banyak data yang dapat dikumpulkan, sehingga menciptakan evaluasi calon yang lebih komprehensif,” kata dia.

Chief People Officer dari Relay Payments Amy Zimmerman mengungkapkan, terkadang jawaban untuk wawancara yang panjang bisa sangat sederhana. Tapi, dengan periode yang singkat itu, tentunya yang diinginkan perusahaaan dengan kandidat yang diwawancarai tidak sepenuhnya sesuai.

"Perusahaan mungkin belum memiliki persetujuan untuk merekrut posisi yang dibutuhkan, sehingga mereka memasukkan terlalu banyak kandidat dalam proses sebagai cara untuk mengetahui celah apa yang sebenarnya ingin mereka isi," kata dia.

Leitch menambahkan, perusahaan harus mencatat bahwa proses perekrutan yang "menyakitkan" dan panjang dapat menjadi bumerang, tidak hanya kepada perusahaan, tapi juga kepada kandidat yang mengikuti wawancara kerja.

“Prosedur perekrutan yang berkepanjangan dapat menyebabkan kandidat frustrasi, tidak terlibat, dan bahkan menarik diri dari proses tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya talenta terbaik,” kata Leitch.

https://money.kompas.com/read/2023/07/03/150658426/proses-rekrutmen-kerja-di-as-capai-44-hari-wawancara-bisa-9-kali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke