Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, bonus demografi hanya akan dirasakan satu kali dalam sejarah suatu bangsa. Bagi Indonesia, puncak fenomena itu diproyeksi terjadi pada 2030, dengan jumlah penduduk usia kerja akan mencapai 201 juta orang atau setara 68,1 persen dari jumlah penduduk.
"Nah bonus demografi ini hanya 1 kali di dalam sejarah peradaban suatu bangsa. Dan bonus demografi ini untuk menentukan apakah negara kita, negara Indonesia ini mampu lepas dari jebakan negara menengah," tutur dia dalam keterangannya, dikutip Minggu (9/7/2023).
Upgrade Kemampuan
Dalam pemanfaatan bonus demografi, terdapat sejumlah tantangan yang akan dihadapi. Salah satunya ialah adanya percepatan perkembangan dan implementasi digital dalam berbagai sektor industri.
Airlangga menyebutkan, dengan adanya percepatan adopsi teknologi, banyak kegiatan industri yang sudah terotomatisasi. Hal ini pada akhirnya berdampak pada turunnya permintaan pasar tenaga kerja.
Oleh karenanya, Airlangga mendorong tenaga kerja untuk terus memperbarui kemampuannya. Dengan demikian, tenaga kerja dapat beradaptasi dengan kebutuhan berbagai sektor industri.
Tantangan ketenagakerjaan lainnya yang dihadapi Indonesia yakni rendahnya produktivitas tenaga kerja. Terkait itu, pemerintah disebut berupaya menumbuhkan produktivitas tenaga kerja dengan meningkatkan kualitas para pekerja.
"Salah satunya melalui program Kartu Prakerja yang seluruhnya dilaksanakan secara digital," kata Airlangga.
Di sisi lain, Airlangga bilang, pemerintah berupaya untuk menciptakan pembukaan lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Menurutnya, salah satu bentuk pembukaan lapangan kerja ialah melalui pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
"Proyek Strategis Nasional ini mempekerjakan banyak tenaga kerja. Nah ini yang terus kita dorong bahwa inti dari hampir seluruh program kerja pemerintah adalah untuk mendorong penciptaan lapangan kerja," ucapnya.
https://money.kompas.com/read/2023/07/09/083351226/bonus-demografi-terjadi-hanya-sekali-kita-harus-bagaimana