Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengintip Manfaat Teknologi Digital bagi Pembudi Daya Ikan

BALI, KOMPAS.com – Perkembangan digitalisasi saat ini tak terelakan. Siapa sangka, para pembudi daya ikan di Bali memanfaatkan teknologi digital.

Positifnya, dengan memanfaatkan digitalisisasi menggunakan alat pakan otomatis yakni eFeeder, besutan startup eFishery, membuat kinerja para pembudi daya ikan menjadi efisien dan biaya pengeluaran atau cost untuk pakan jauh lebih murah.

Salah satu pembubi daya ikan lele di Bali, Nengah Astawa mengatakan, dirinya sudah 2 tahun memanfaatkan eFeeder. Kala itu dia diperkenalkan oleh temannya tentang teknologi eFeeder dan langsung tertarik untuk mencobanya.

Namun lantaran harga pembelian eFeeder jauh lebih mahal dibandingkan sewa, dirinya akhirnya lebih memilih untuk menyewa alat tersebut.

“Mahal kalau beli, jutaan. Sementara kalau sewa hanya ratusan ribu. Saya bergabung dulu menjadi anggota eFishery untuk bisa menyewa alat tersebut. Saya hubungi manajemen untuk saya sewa yah langsung datang,” ujarnya saat ditemui Kompas.com belum lama ini.

Astawa mengaku ada beragam manfaat yang dia rasakan Ketika menggunakan alat eFeeder tersebut yakni bisa memberikan makan ikan secara otomatis sesuai dengan takarannya dan bisa di-setting melalui handphone.

“Kalau kita pakai feeder kita enggak kesulitan, karena otomatis ngasih ikan makan. Dulu enggak tahu persentase ngasih takaran pakan ikan yah hanya pakai feeling saja. Setelah pakai eFeeder, kita bisa atur sesuai dengan biomasa ikan di kolam, bisa disetting takarannya dan tingkat besar kecilnya ikan bisa disesuaikan dengan jumlah pakan,” jelas dia.

“Selain itu kita juga bisa atur masalah waktu, kan pakai aplikasi jadi bisa dikerjain di rumah. Sekalipun di rumah yah bisa ngasih makan ikan,” sambung Astawa.

Hal ini pun menurut dia bisa menghemat biaya pengeluaran pakan yang terbuang sia-sia sampai 20 persen.

Selain itu dengan memanfaatkan eFeeder, bisa mempercepat masa panen ikan lantaran pakan yang diberikan teratur.

“Dibandingkan dulu dengan sekarang, kalau masa panen hamper 20 persen lebih cepat. Misal, waktu unyuk panen per 3 bulan tapi ini jadi 2 sampai 2,5 bulan,” kata Astawa.  

Awal-awal pemaikaian alat, Astawa tak menampik bahwa dia mengalami kesulitan. Sebab dirinya sama sekali tidak pernah memakai alat tersebut selama menjadi pembudi daya lele yang sudah bertahun-tahun. Namun seiring waktu berjalan, dirinya lambat laun mulai terbiasa menggunakan alat digital tersebut.

“Yah kan awal-awal juga diajari sama timnya baru lama-lama bisa,” kata dia.

Lantaran mendapatkan banyak keuntungan dari menggunakan teknologi digital tersebut, Krisna pemilik usaha pemancingan Uma Seluku Celagi sekaligus pembudi daya lele juga merasa tertarik untuk menyewa alat tersebut kepada eFishery.

Krisna menceritakan asal muasal tahu alat tersebut dari internet dan melihat video riview dari pengguna-pengguna lainnya yang merasakan manfaat eFeeder.

Dia pun ingin membuktikan apakah pandangan orang-orang yang merasakan keefektivan dalam memberi pakan hingga menghemat biaya pakan bisa terasa dalam perkembangan bisnis budi daya ikan lelenya.

“Mau coba apakah benar lebih efisien dan efektif. Mau lihat ada perbedaan selama pakai atau pas enggak pakai. Mau coba pakai rencananya sewa untuk 1 periode saja dulu,” jelas dia.

Dapat Support dari pemerintah

Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) turut mendorong pemanfaatan digitalisasi untuk sektor perikanan atau maritim. Bahkan Kominfo juga mendorong pertumbuhan dari sisi hulu hingga hilir.

Direktur Ekonomi Digital, Ditjen Aptika, Kementerian Komunikasi dan Informatika I Nyoman Adhiarna mengatakan, pihaknya sejauh ini sudah mulai memetakan secara random nilai dari hulu hingga hilir pemanfaatan teknologi digital apa yang cocok dimanfaatkan.

Salah satu contoh nyata yang tengah dijalankan Kominfo sendiri adalah dengan menggandeng startup eFishery untuk menerapkan implementasi adopsi teknologi digital berupa alat pakan otomatis kepada 20 pembudi daya ikan di Tabanan, Bali.

“Untuk salah satunya dengan menggunakan teknologi elektronik feeder. Jadi alat pemberi pakan ternak otomatis untuk budi daya.  Bisa untuk lele, ikan nila dan seterusnya. Kita perkenalkan teknologi ini pada si para petambak yang ada di sini," kata dia.

Bukan hanya mendorong para nelayan pembudi daya saja melainkan juga nelayan tangkap. Untuk nelayan tangkap saat ini pihaknya tengah memiliki aplikasi Fish On yang membantu para nelayan tangkap untuk bisa memetakan dan mengetahui wilayah mana yang ikannya masih banyak dan yang usdah menipis.

"Di tahun ini kita ada di lokasi Labuhan bajo sama di Rote implementasinya di tahun ini. Itu kita membantu nelayan tangkap untuk dalam aplikasi itu menentukan daerah tangkap penangkapan ikan sama efesiensi penggunaan BBM. Nama aplikasi nya "Fish ON,” jelas Nyoman.

Keamanan digital

Sementara untuk keamanan digital agar terhindar dari kejahatan digital, pihaknya nanti akan memastikan sistem yang dipakai adalah aman.

Selain itu menurut dia, dibutuhkan juga kesadaran dari para pembudi daya dan para nelayannya untuk menjaga kerahasiaan datanya seperti kode OTP dan password.

“Yang penting adalah petambaknya harus juga mengamankan jangan nanti kebiasaan nanti sharing password, itu yang sering terjadi kan di situ. Ini kebetulan cuma nelayan informasinya tidak terlalu sensitif, tapi kalau menyangkut ras nama informasi pribadi orang itu yang rahasia, tapi nanti dipastikan sistem ini aman," pungkasnya.

https://money.kompas.com/read/2023/07/20/101000226/mengintip-manfaat-teknologi-digital-bagi-pembudi-daya-ikan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke