Koordinator Tata Kelola dan Pengelolaan Komoditas Kegiatan Hilir Migas Mochamad Ilham Syah dalam dialog interaktif “Mengoptimalkan Cadangan Minyak Nasional di Tengah Krisis Energi Dunia” di kawasan Ciracas Jakarta Timur beberapa waktu lalu mengatakan, perlu adanya strategi dalam mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi nasional seperti peningkatan kapasitas kilang domestik existing.
Selain itu juga penting untuk mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi, peningkatan pembangunan jaringan gas kota, peningkatan produksi LPG domestik, dan pembangunan transmisi gas dan LNG receiving terminal.
“Ada kebutuhan mendesak dari dalam negeri terkait ketersediaan cadangan minyak dan gas di Indonesia. Sehingga juga diperlukan strategi antisipasi dalam menghadapi krisis energi. Ujung-ujungnya adalah kita memperoleh kedaulatan energi, kita memperoleh ketahanan energi, dan pembangunan di negara kita bisa berkelanjutan,” kata Ilham dalam siaran pers, Minggu (23/7/2023).
Senada dengan Ilham, Direktur Eksekutif Parwa Institute, Jusrianto menjelaskan, kebutuhan yang besar dalam pemenuhan kebutuhan minyak dan gas di Indonesia muncul pasca Covid-19 dan saat invasi Rusia ke Ukraina.
“Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak komoditi yang dapat dijadikan sebagai posisi tawar untuk mengoptimalkan statute Indonesia di mata dunia,” kata Jusrianto.
Menurut Jusrianto, diperlukan adanya peta jalan terkait bagaimana menghadapi atau menemukan solusi krisis energi dunia yang tidak terlalu berpengaruh pada kondisi domestik Indonesia.
Sementara itu, Ketua Lembaga Eksekutif Mahasiswa Universitas Jayabaya, Farid Sudrajat menyebutkan jika ketahanan energi adalah dasar keamanan nasional. Menurutnya, ketahanan energi adalah aspek krusial dalam upaya negara memastikan ketersediaan energi yang cukup saat menghadapi situasi darurat.
Di tengah komitmen dunia pada transisi energi, dia menilai sektor migas memiliki peran yang cukup penting. Peran penting tersebut meliputi kepastian pasokan energi nasional tetap stabil menuju transisi, turut berkontribusi pada pendapatan negara, sebagai alat negosiasi perdagangan dunia, serta sebagai pilar utama mewujudkan kedaulatan negara.
“Tentu ini diperlukan peran dari seluruh unsur, termasuk peningkatan kesadaran tentang pentingnya ketahanan energi, pengembangan dan advokasi kebijakan energi berkelanjutan, melakukan promosi inovasi teknologi dan riset di bidang migas, meningkatkan efisiensi energi dan penggunaan berkelanjutan, serta memberdayakan masyarakat dalam pengambilan keputusan energi,” kata Farid.
“Langkah-langkah yang dapat negara lakukan dalam penguasaan dan pengusahaan melalui penyertaan modal pada BUMN, menerapkan beberapa skema Busines to Busines,” ungkap Iwan.
Menurut dia, negara membutuhkan biaya yang sangat besar untuk melakukan penelitian, riset, dan eksplorasi migas. Sehingga skema-skema tersebut mendesak dilakukan oleh industri hulu dan hilir. Dengan begitu, akan menumbuhkan nilai perusahaan, hingga kepercayaan investor.
https://money.kompas.com/read/2023/07/23/204500826/pentingnya-optimalisasi-cadangan-migas-di-tengah-krisis-energi-dunia