Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemanfaatan Energi Terbarukan Masih Jauh dari Target, IESR Usulkan Strategi Baru

Pasalnya, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pemanfaatan energi terbarukan nasional baru mencapai 12,3 persen pada 2022.

Oleh karenanya, Manajer Program Transformasi Energi IESR Deon Arinaldo mengatakan, pemerintah perlu menyiapkan strategi baru untuk segera mencapai target tersebut.

Strategi baru ini juga diperlukan agar dapat meningkatkan target pencapaian energi terbarukan nasional.

"Kalau kita lihat bahwa ketika kebijakan dan rencana ini dibuat 2014-2017, cita-cita ini masih sangat relevan saya rasa. Sangat relevan. Namun memang perlu kita tinjau lagi dari segi bagaimana sebenarnya cita-cita itu dapat terwujud," ujarnya dalam webinar Road to Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) 2023, Kamis (27/7/2023).

Dia menjelaskan, strategi baru yang diperlukan ialah strategi yang memperhitungkan perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi saat ini serta dapat diimplementasikan dalam waktu singkat.

Setidaknya ada dua strategi yang dapat dijadikan dorongan untuk mencapai target tersebut, yaitu membangun pembangkit listrik dari energi terbarukan dan mengganti bahan bakar minyak menjadi bahan bakar ramah lingkungan.

"Misalnya bagaimana mengakselerasi PLTS atap seoptimal mungkin dalam dua tahun ke depan," jelasnya.

Dibutuhkan Pertumbuhan Pembangkit Energi Terbarukan 5-7 GW Per Tahun

Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), diperlukan 45,2 GigaWatt (GW) listrik yang bersumber dari energi terbarukan pada tahun 2025.

Namun, pengembangan energi terbarukan masih lambat dengan pertumbuhan hanya sekitar 400-500 MegaWatt (MW) per tahunnya selama 5 tahun terakhir. Pertumbuhan tersebut juga jauh dari target pemerintah untuk meningkatkan energi terbarukan 2-3 GW per tahun dalam 5 tahun terakhir.

Peneliti Teknologi Penyimpanan Energi dan Materi Baterai IESR His Muhammad Bintang mengungkapkan, sementara berdasarkan studi IESR tahun 2023, pembangkit listrik berkontribusi lebih dari 40 persen dari total emisi sektor energi di Indonesia.

Untuk mendukung target energi terbarukan sebesar 23 persen dan mempertimbangkan realisasi pertumbuhan permintaan energi yang lebih rendah dari proyeksi RUEN, maka dibutuhkan setidaknya 24 GW kapasitas pembangkit energi terbarukan terpasang yang perlu terpasang pada tahun 2025 atau harus meningkat sebesar 13 GW lebih dalam kurun waktu 2 tahun ke depan.

"Yang berarti, pertumbuhan pembangkit energi terbarukan perlu mencapai 5-7 GW per tahunnya," kata Bintang dalam kesempatan yang sama.

https://money.kompas.com/read/2023/07/28/090000326/pemanfaatan-energi-terbarukan-masih-jauh-dari-target-iesr-usulkan-strategi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke