Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sri Mulyani dan Strategi Krisis Ray Dalio

Dalio adalah seorang investor dan pendiri Bridgewater Associates, salah satu perusahaan investasi terbesar di dunia.

Selama krisis keuangan global pada 2008, ia mengambil beberapa tindakan untuk mencegah dampak krisis terhadap investasi dan dana yang dikelolanya.

Dalio menguraikan bahwa krisis utang besar terjadi ketika sejumlah besar utang tidak dapat dilunasi dan peminjam tidak dapat membayar kembali pinjaman mereka.

Krisis keuangan global dimulai pada 2007 dan mencapai puncaknya pada September 2008 dengan kebangkrutan bank investasi ternama Lehman Brothers.

Krisis ini dipicu gelembung spekulatif di pasar perumahan Amerika Serikat dan ekspansi kredit berlebihan yang menyebabkan harga properti semakin tinggi dan kenaikan utang berlebihan.

Ketika gelembung itu pecah, banyak bank dan lembaga keuangan yang terkena dampaknya dan krisis mulai menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia.

Menteri Keuangan saat itu, Sri Mulyani Indrawati (SMI), berhasil mencegah dampak krisis keuangan global pada 2008 terhadap perekonomian Indonesia melalui sejumlah tindakan yang efektif.

SMI meningkatkan cadangan devisa Indonesia dengan menunda penggunaan sementara untuk proyek pembangunan infrastruktur dan meningkatkan kerja sama dengan lembaga keuangan internasional.

SMI juga melakukan intervensi di pasar mata uang untuk menjaga stabilitas rupiah dan mengurangi risiko penurunan nilai tukar.

Penempatan bunga acuan di level yang tepat turut sukses menjaga keseimbangan inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

Di sektor keuangan, SMI mengurangi risiko kredit dan memperketat pengawasan terhadap industri keuangan.

Selain itu, ia juga memperkuat peraturan dan pengawasan terhadap lembaga keuangan untuk mencegah kejadian yang merugikan nasabah dan lembaga keuangan.

Pemberian stimulus fiskal dalam bentuk pemberian subsidi tak luput dari perhatiannya untuk mendorong pengeluaran konsumen dan menurunkan suku bunga perangsang investasi.

Langkah SMI berhasil mempertahankan stabilitas ekonomi Indonesia pada saat yang sangat sulit.

Strategi Ray Dalio

Dalam bukunya, Dalio menggunakan kerangka kerja (framework) untuk memahami bagaimana krisis utang terjadi.

Framework tersebut terdiri dari tiga fase: pertama siklus kredit, di mana utang yang berlebihan diberikan; kedua puncak kredit, di mana peminjam mulai mengalami kesulitan untuk membayar utang mereka; dan ketiga krisis utang, di mana peminjam tidak dapat membayar utang mereka dan krisis finansial terjadi.

Meskipun SMI dan Ray Dalio memiliki latar belakang berbeda, mereka memiliki beberapa persamaan dalam tindakan yang dilakukan untuk mencegah krisis keuangan global pada 2008.

Dalio mengambil tindakan untuk diversifikasi portofolio investasi dengan mengalokasikan dana ke instrumen investasi berbeda. Sedangkan SMI tidak secara langsung mengelola portofolio investasi.

Namun, sebagai Menkeu pengambil keputusan kebijakan ekonomi di Indonesia, SMI memiliki pengaruh besar dalam menentukan alokasi dana pemerintah di berbagai sektor ekonomi dan investasi yang dilakukan lembaga pemerintah.

SMI dan Dalio sama-sama memperhatikan pergerakan pasar dengan cermat dan meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko investasi dengan memperbaiki sistem manajemen risiko untuk meminimalkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Selain itu keduanya mengurangi penggunaan leverage, yaitu praktik meminjam uang untuk meningkatkan modal investasi. Penggunaan leverage yang terlalu besar dapat meningkatkan risiko kehilangan modal dengan cepat.

Salah satu praktik leverage yang diperkenalkan oleh SMI adalah memperketat persyaratan kredit dan pengawasan kredit di sektor perbankan Indonesia.

Hal ini bertujuan mengurangi risiko yang muncul akibat penggunaan leverage yang berlebihan di sektor perbankan.

Selain itu, ia juga memperketat regulasi investasi untuk mengurangi penggunaan leverage yang berlebihan di sektor non-bank, seperti pasar modal.

Ia juga memperkuat kerja sama internasional dalam mengatasi krisis keuangan global dan berpartisipasi aktif dalam forum-forum internasional seperti G-20 dan Bank Dunia.

Dalio memperhatikan pergerakan pasar global dengan cermat dan terus memperbaharui strategi investasi dengan melakukan riset mendalam terhadap perekonomian negara-negara di seluruh dunia sehingga dapat membuat keputusan investasi yang tepat.

Adapun SMI mengurangi ketergantungan Indonesia pada pasar global dengan meningkatkan diversifikasi ekspor dan mengurangi impor barang mewah.

Hal ini bertujuan memperkuat perekonomian dalam negeri dan mengurangi risiko terhadap fluktuasi harga.

Template waspada krisis

Sebelum terjadinya krisis keuangan global pada 2008, Sri Mulyani telah mewanti-wanti akan adanya potensi krisis keuangan global yang dapat memengaruhi Indonesia.

Ia menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan Indonesia melalui kebijakan hati-hati dan proaktif.

Hal tersebut tercermin dalam kebijakan fiskal yang diterapkan di mana pemerintah Indonesia meningkatkan defisit anggaran pada saat-saat krisis untuk memperkuat ekonomi domestik.

Salah satu contoh diversifikasi portofolio investasi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan SMI, yaitu melalui pembentukan Indonesia Investment Authority (INA) pada 2021.

INA didirikan dengan tujuan mengelola dan memaksimalkan pengeluaran dana pemerintah untuk investasi yang menguntungkan, baik di dalam maupun luar negeri.

INA akan mengelola dana investasi pemerintah dengan berbagai instrumen, termasuk saham, obligasi, dan real estate, dengan fokus pada investasi berkelanjutan dan memberikan keuntungan jangka panjang bagi perekonomian Indonesia.

Diversifikasi portofolio investasi ini diharapkan dapat membantu pemerintah Indonesia mengurangi risiko investasi dan meningkatkan potensi keuntungan.

SMI meningkatkan likuiditas pasar uang di Indonesia dengan memperbaiki sistem pembayaran dan penyelesaian transaksi. Hal ini bertujuan mencegah kekurangan likuiditas yang dapat memperburuk situasi ekonomi.

Untuk memperkuat sistem pengawasan dan regulasi di sektor keuangan, ia meningkatkan koordinasi dengan regulator keuangan internasional demi memperbaharui strategi investasi dan mengurangi risiko.

Kebijakan Fiskal yang sama

Ada beberapa persamaan antara buku "A Template for Understanding Big Debt Crises" yang ditulis oleh Ray Dalio dan implementasi kebijakan fiskal dan moneter yang dilakukan oleh SMI pada 2008 dalam menghadapi krisis keuangan global.

Dalio menekankan pentingnya memahami bagaimana krisis utang besar terjadi dan bagaimana mengatasinya.

Demikian pula, SMI memahami risiko krisis utang dan berusaha mengurangi risiko tersebut dengan mengambil tindakan preventif seperti meningkatkan cadangan devisa dan mengurangi utang luar negeri.

Dalio menekankan pentingnya mengambil tindakan yang cepat dan tepat dalam mengatasi krisis utang besar.

SMI juga mengambil tindakan yang cepat dan tepat dengan mengimplementasikan berbagai kebijakan fiskal dan moneter yang sukses dalam mengatasi dampak krisis tersebut di Indonesia.

Dalio menggunakan framework untuk memahami bagaimana krisis utang terjadi dan bagaimana mengatasinya, sedangkan SMI menggunakan kerangka kerja dan strategi yang baik dalam menghadapi krisis keuangan, seperti menurunkan suku bunga, menambah likuiditas, dan meningkatkan pengelolaan utang.

Pada intinya, apa yang ditulis Dalio dalam buku tersebut sebenarnya sudah dilakukan oleh SMI untuk mencegah krisis 2008.

Dan sebagaimana kita tahu, SMI sukses menjalankan kebijakan ekonominya sehingga Indonesia terbebas dari krisis.

https://money.kompas.com/read/2023/09/09/110000626/sri-mulyani-dan-strategi-krisis-ray-dalio

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke