Kenaikan Harga Beras Jadi Penyumbang Terbesar Inflasi Oktober 2023

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Stasistik (BPS) mengungkapkan kenaikan harga beras menjadi penyumbang terbesar inflasi Oktober 2023.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, beras menjadi komoditas utama penyebab inflasi diikuti cabai rawit dan cabai merah.

Inflasi beras pada Oktober 2023 sebesar 1,72 persen dengan andil ke inflasi sebesar 0,06 persen secara bulanan atau month to month (mtm).

Selama 2023, beras juga menyumbang andil inflasi terbesar yaitu sebesar 0,49 persen secara tahun kalender atau year to date (ytd) di Oktober 2023.

"Beras merupakan komoditas penyumbang andil inflasi terbesar selama 3 bulan berturut-turut sejak Agustus sampai dengan Oktober 2023 ini secara akumulatif," ujarnya saat konferensi pers, Rabu (1/11/2023).

Jika melihat penyebarannya, inflasi beras ini tersebar di 87 kota sedangkan 2 kota mengalami deflasi beras dan 1 kota lainnya stabil.

Dia mengungkapkan, harga beras di tingkat grosir pada Oktober 2023 meningkat sebesar 2,13 persen secara mtm dan 21,64 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp 13.315 per kilogram (kg).

Sementara itu pada periode yang sama, harga beras di tingkat eceran naik 1,72 persen secara mtm dan naik 19,12 persen secara yoy menjadi Rp 14.033 per kg.

"Demikian secara bulanan tahunan kenaikan harga beras tertinggi terjadi di tingkat penggilingan," kata dia.

Sebagai informasi, pada Oktober 2023 terjadi inflasi sebesar 0,17 persen. Angka ini menurun dari posisi bulan sebelumnya yang mencatat inflasi sebesar 0,19 persen.

Sementara inflasi tahun ke tahun (yoy) atau Oktober 2023 terhadap Oktober 2022 sebesar 2,56 persen. Sedangkan inflasi tahun kalender atau Oktober 2023 terhadap Desember 2022 sebesar 1,80 persen.