Bank Jatim Bidik Perolehan Laba hingga Rp 1,7 Triliun di Sisa 2023, Ini Strateginya

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timr Tbk (BJTM) menargetkan perolehan laba bersih di sisa tahun 2023 mencapai Rp 1,7 triliun.

Corporate Secretary Bank Jatim Wioga Adhiarma Aji mengatakan pihaknya optimis mampu mencapai perolehan laba bersih di sisa tahun 2023, menembus Rp 1,7 triliun.

“Harapan kami bisa tercapai dengan baik, di sisa tahun 2023 hingga Rp 1,7 triliun,” kata Wioga di acara CSA Award 2023, di Jakarta, Kamis (23/11/2023).

“Tapi, kita upayakan dengan keras di situ,” jelasnya.

“Perlu upaya keras yang harus kita maksimalkan, terutama optimalisasi penagihan kredit serta mengupayakan penurunan beban bunga, serta biaya DPK,” lanjut dia.

Sementara untuk penyaluran kredit, Wioga mengatakan pihaknya telah mengalami pertumbuhan yang maksimal hingga 16,9 persen.

Di sisa tahun ini, ia optimis kredit akan tumbuh dengan optimal. Strategi yang dilakukan untuk mendorong kinerja kredit adalah dengan menggenjot sisi kredit di sisi korporasi.

“Untuk sisa akhir tahun ini, kredit lagi bagus. Kita lagi genjot dari sisi korporasi,” jelasnya.

Saat ini, pihaknya telah menjajaki kerja sama dengan beberapa perusahaan BUMN dalam hal pembiayaan. Adapun target pembiayaan untuk BUMN mencapai Rp 2 triliun.

“Kita lagi genjot dari sisi korporasi. Kemarin ada beberapa BUMN yang kita upayakan. Tapi, namanya belum bisa kita keluarkan. Kemungkinan sekitar Rp 2 triliun kita rencanakan,” ungkap dia.

Sementara itu, untuk target kinerja di tahun depan, pihaknya belum dapat menjabarkan lebih lanjut. Saat ini pihaknya tengah melakukan kajian dan pembahasan.

“Target tahun depan kita masih bahas, belum clear dan belum kita ajukan ke OJK. Tapi untuk pendapatan di akhir tahun ini kita optimis tumbuh,” ungkap dia.

Berdasarkan laporan keuangan, laba Bank Jatim pada kuartal III-2023 tercatat senilai Rp 1 triliun, atau turun 9,02 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Sementara itu, pendapatan bunga bersih juga turun 2,3 persen menjadi Rp 3,57 triliun.