JAKARTA, KOMPAS.com - Pusat data dalam kota (in-town data center) Bersama Digital Data Centres (BDDC) menyelesaikan pembangunan (topping off) BDDC JST1 (Jakarta-Selatan-Timur). Ini merupakan pusat data tier IV BDDC di Jakarta.
Setelah resmi diluncurkan pada Mei 2023, BDDC memperkuat infrastruktur digital yang kini menjadi kebutuhan penting bagi berbagai sektor industri di Indonesia.
BDDC hadir melalui akuisisi dari dua data center dalam kota yang diproyeksikan memiliki kapasitas mencapai 60 megawatt, dan akan memperkuat interkonektivitas di Jakarta.
Presiden Direktur BDDC Angelo Syailendra mengatakan, BDDC JST merupakan pusat data dalam kota yang unggul dengan lokasi strategis, dan dilengkapi dengan interkonektivitas yang mumpuni.
“BDDC JST dapat mendorong interkonektivitas dengan latensi yang rendah, tingkat keamanan tinggi, dan ekosistem digital yang utuh. Interkonektivitas ini menjadi value utama dari BDDC yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh pengguna layanan data center kami secara optimal,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (24/11/2023).
Dengan seluruh value tersebut, BDDC JST akan menjadi titik kumpul (hub) para digital enabler di Indonesia untuk bersama menciptakan pusat interkonektivitas yang tinggi, guna memenuhi kebutuhan berbagai sektor usaha sesuai variasi dan skala bisnis yang diperlukan.
Sementara itu, Presiden Komisaris BDDC Setyanto Hantoro mengatakan, perseroan berkomitmen mendorong pertumbuhan ekosistem digital seiring dengan pertumbuhan digitalisasi di Indonesia yang sangat pesat.
“Kami bersyukur bahwa topping off BDDC JST1 dapat berjalan tepat waktu sesuai dengan proses pembangunannya yang progresif. Saat ini telah terjadi lonjakan trafik internet dan
data yang sangat tinggi sehingga membutuhkan kapasitas pusat data dalam kota yang lebih besar,” tutur dia.
Berdasarkan Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 78,19 persen pada 2023 atau lebih dari 215 juta jiwa dari total populasi di Indonesia sebesar lebih dari 275 juta jiwa. Dengan meningkatnya penetrasi internet dan transisi ke ekonomi digital, kebutuhan akan infrastruktur digital menjadi semakin krusial.
Pemanfaatan dan peran pusat data dalam kota kini telah menjadi prioritas utama pada banyak industri, khususnya pada perusahaan global dan lokal berbasis penyedia layanan cloud, perusahaan teknologi, dan berbagai industri lainnya yang masuk ke dunia digital seperti industri finansial, bank, perusahaan asuransi, minyak dan gas, logistik, manufaktur, dan lainnya.
Perusahaan-perusahaan ini secara langsung memiliki aplikasi untuk end user atau menggunakan data storage, processing, atau layanan transfer. Saat ini penggunaan paling tinggi adalah streaming, social media, cloud, dan artificial intelligence (AI).
Pelaksanaan topping off BDDC JST1 ini, dijelaskan Setyanto, merupakan bagian penting dalam
pembangunan pusat data dalam kota sekaligus juga menjadi kesempatan yang baik bagi seluruh pemangku kepentingan untuk mendorong percepatan pertumbuhan industri pusat data di Indonesia.
Ke depannya, BDDC juga merencanakan penyelesaian pembangunan untuk BDDC JST2 di mana keduanya akan menjadi pusat interkonektivitas.
“Kehadiran pusat data baru akan membantu mematangkan ekosistem digital khususnya melalui peningkatan kapasitas yang terukur dari skalanya,” ujarnya.
Komitmen BDDC dalam digitalisasi telah direpresentasikan oleh perusahaan besar di baliknya yakni Bersama Digital Infrastructure Asia (BDIA) yang terdiri dari Provident Capital (Provident), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (Saratoga), dan Macquarie Asset Management.
Dukungan dari perusahaan investasi akan memperkuat posisi BDDC yang diproyeksikan sebagai pusat data dalam kota terbesar di Indonesia.
https://money.kompas.com/read/2023/11/24/130017426/perkuat-infrastruktur-digital-ri-bddc-selesaikan-pembangunan-data-center-di