Kinerja penerimaan pajak tersebut tumbuh 5,3 persen dibandingkan penerimaan tahun lalu di periode yang sama sebesar 51,7 persen. Selain itu, penerimaan pajak ini juga sudah setara 80,65 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023.
Bila melihat dari sektor lapangan usaha, sektor manufaktur atau industri pengolahan menjadi sektor dengan sumbangan penerimaan pajak terbanyak dengan konstribusi 27,3 persen.
Kinerja industri pengolahan sampai dengan akhir Oktober 2023 ini terpantau tumbuh 2,7 persen year to date, meski lebih rendah dari pertumbuhan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 43,6 persen.
Sektor penyumbang penerimaan pajak kedua terbesar adalah sektor perdagangan. Dengan kontribusi sebesar 24,2 persen, sektor ini berhasil tumbuh 0,4 persen, meski lebih rendah dari pertumbuhan periode sama tahun 2022 yang sebesar 69,1 persen.
"Sektor yang memberikan kontribusi terbesar yaitu industri perdagangan yaitu tumbuhnya sangat tipis," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita, Jumat (24/11/2023).
Sedangkan kontributor selanjutnya ada sektor pertambangan dengan kontribusi 10,1 persen. Pertumbuhannya secara kumulatif mencapai 31,5 persen, atau lebih tinggi dari pertumbuhan tahun sebelumnya yang sebesar 188,3 persen. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan penyaluran kredit dan suku bunga.
Lebih lanjut, kontributor selanjutnya adalah penerimaan pajak dari transportasi dan pergudangan sebesar 4,5 persen. Sektor ini terpantau meningkat 32,2 persen atau lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 28,0 persen.
Kemudian, sektor kontruksi dan real estat dengan sumbangan 4,3 persen, sektor informasi dan komunikasi sebesar 3,6 persen, serta jasa perusahaan sebesar 3,3 persen. (Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Penerimaan Pajak Pada Oktober 2023 Ditopang oleh Sektor Manufaktur
https://money.kompas.com/read/2023/11/27/144943926/sektor-yang-menopang-penerimaan-pajak-indonesia