Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Masyarakat "Makan Tabungan", Daya Beli Dinilai Melemah

Hal tersebut tercermin dari penurunan rata-rata jumlah tabungan masyarakat dengan golongan di bawah Rp 100 juta. Rata-rata tabungan masyarakat di rentang ini hanya berkisar Rp 1,9 juta.

Jumlah tersebut turun drastis dibandingkan jumlah rata-rata tabungan pada 2018. Waktu itu, rata-rata tabungan masyarakat pada rentang yang sama ada di level Rp 3 juta.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan, penurunan tersebut bukan semata-mata terjadi lantaran masyarakat lebih banyak menabung sewaktu pandemi Covid-19. Namun, hal tersebut menggambarkan daya beli masyarakat melemah.

"Ini artinya banyak masyarakat kelas bawah kita, masyarakat mendang-mending ini yang sudah mulai makan tabungan. Ini menggambarkan daya beli kita melemah," kata dia dalam diskusi publik Indef, Kamis (21/12/2023).

Ia menambahkan, empat tahun lalu masyarakat kelas bawah masih dapat menyisihkan pendapatannya untuk ditabung.

Sebagai gambaran, inflasi Indonesia memang masih berada di angka 2,86 persen. Namun, ketika diamati lebih dalam, komoditas pangan bergejolak (volatile food) mengalami inflasi lebih tinggi.

Komoditas beras misalnya mengalami kenaikan harga hingga 20 persen tahun ini.

"Kenaikan atas barang kebutuhan pokok tersebut di-absorb dengan mengorbankan tabungan," imbuh dia.

Di sisi lain, untuk masyarakat dengan kelas paling bawah, kenaikan harga tersebut hanya mampu ditopang ketika mendapatkan bantuan sosial pemerintah.

Untuk itu Eko berharap, pemerintah dapat menghidupkan kembali sektor ekonomi. Caranya dengan mengoptimalkan belanja anggaran pemerintah untuk menghidupkan ekonomi.

Sementara, pemerintah diharapkan tidak mengandalkan bantuan sosial untuk mengatasi masalah ini. Pasalnya, fenomena masyarakat makan tabungan ini tidak hanya menyerang masyarakat miskin, tetapi juga mereka yang memiliki pekerjaan tetap tetapi tetap tidak mampu melawan kenaikan harga kebutuhan pokok.

"Ya menghidupkan ekonomi, karena mereka sebetulnya punya pekerjaan gitu bukan pengangguran, tetapi income-nya sudah mulai tidak cukup untuk bisa lebih banyak yang untuk ditabung, bahkan menggerus tabungan," tandas dia.

Sebagai informasi, Indef sendiri memproyeksikan pertumbuan ekonomi Indonesia pada 2023 dan 2024 akan berada di bawah 5 persen.

https://money.kompas.com/read/2023/12/22/055000026/masyarakat-makan-tabungan-daya-beli-dinilai-melemah-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke