Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kaleidoskop 2023: Adu Strategi Merger dan Akuisisi di Industri Perbankan

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada 2023, industri perbankan nasional diwarnai dengan berbagai aksi merger dan akuisisi. Hal ini diproyeksikan dapat mengubah peta kekuatan baru industri perbankan di masa depan.

Gelombang tren merger dan akuisisi bank justru terjadi setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan seluruh bank umum telah memenuhi modal inti Rp 3 triliun pada akhir 2022.

Ketentuan modal inti bank umum ini dimuat dalam Peraturan OJK 12 tahun 2020 tentang konsolidasi bank umum. Beleid ini mewajibkan perbankan memiliki modal inti Rp 3 triliun hingga akhir 2022.

Pemenuhan modal inti minimum ini dilakukan perbankan melalui konsolidasi dengan cara akuisisi, merger, peleburan, pengambilalihan, integrasi, atau konversi.

Salah satu aksi merger yang menjadi perhatian adalah penggabungan Bank MNC dan NOBU yang tak kujung selesai. Proses merger kedua bank swasta tersebut telah mundur sekitar empat bulan dari target waktu yang diungkapkan OJK.

Selain itu, proses migrasi bisnis konsumer juga marak terjadi pada beberapa bank seperti Citi Indonesia dan Standart Chartered.

Lantas apa saja aksi merger dan akuisisi yang terjadi di industri perbankan selama 2023 ini?

Berikut ini adalah beberapa aksi merger dan akuisisi industri perbankan yang terekam sepanjang 2023.

1. Merger Bank MNC dan NOBU


Semula, OJK menargetkan penggabungan atau merger PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) atau MNC Bank dan PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) alias NOBU Bank bakal rampung Agustus 2023.

Nyatanya, saat ini merger dua perbankan yang dimiliki taipan Indonesia tersebut masih berjalan.

Sedikit catatan, kedua bank ini sama-sama dimiliki oleh konglomerat, yaitu Bank MNC dimiliki oleh Hary Tanoesoedibjo dan Bank Nobu dimiliki James Riady.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengungkapkan, sejauh ini tidak ada perubahan komitmen dari kedua pemegang saham pengendali terakhir (PSPT) bank tersebut.

"Sehingga harus diwujudkan sesuai komitmen dan target kedua PSPT bank dimaksud," kata dia.

OJK berharap, aksi korporasi merger ini akan menjadi purwarupa upaya-upaya merger sejumlah bank ke depan.

Sebelumnya, Dian mengungkapkan, penggabungan kedua bank tersebut masih terganjal beberapa masalah.

"Masalah-masalah teknis operasional yang masih dihadapi oleh mereka, yang saya dengar itu," kata dia usai acara "The Finance Executive Forum 2023", Kamis (16/11/2023) lalu.

Selain itu, merger Bank MNC dan NOBU Bank juga masih menyisakan pembicaraan terkait komposisi kepemilikan saham.

2. BTN akuisisi Bank Muamalat

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dikabarkan akan mengakuisisi Bank Muamalat sebagai bagian dari proses pemisahan atau spin off unit usaha syariahnya.

Terkait hal tersebut, OJK melaporkan, belum ada permohonan izin akuisisi Bank Muamalat oleh BTN yang masuk ke regulator.

"Sampai dengan saat ini, belum ada permohonan perizinan akuisisi yang disampaikan kepada OJK," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam keterangan resmi.

Pada dasarnya, Dian bilang, pihaknya akan mendukung langkah konsolidasi yang dilakukan dalam rangka pengembangan perbankan syariah di Indonesia.

"Terkait dengan upaya pengembangan dan penguatan industri perbankan syariah, OJK senantiasa mendukung langkah konsolidasi yang akan dilakukan," imbuh dia.

Sementara itu, Corporate Secretary BTN Ramon Armando tidak membantah isu tersebut. Ia mengatakan, salah satu opsi dalam langkah spin off tersebut adalah melakukan akuisisi bank syariah yang sudah ada.

“Perseroan sedang melakukan penjajakan dengan beberapa bank syariah yang ada dan terus berkomunikasi untuk mendapatkan penawaran terbaik,” ujar Ramon dalam keterbukaan informasi (13/11/2023).

Selain itu, ada pula opsi lain dalam melakukan spin off, yaitu mendirikan perusahaan baru atau meminta lisensi baru untuk bank umum syariah (BUS). Hanya saja, pihaknya masih mengkaji opsi yang paling efisien, mudah, dan cepat dilaksanakan.

Di sisi lain, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memang berencana menjadikan Bank Muamalat dan BTN Syariah sebagai bank syariah besar di Indonesia.

"Kita diskusi dengan BPKH, Menteri Agama, mungkin enggak kita bersinergi dengan Bank Muamalat dengan BTN Syariah untuk menjadikan alternatif bank syariah yang besar," ujar Erick dikutip dari Antara.

Erick mengungkapkan, penggabungan Bank Muamalat dan BTN Syariah diharapkan bisa masuk 16 besar bank syariah dunia bahkan bisa menyaingi Bank Syariah Indonesia (BSI).

BSI sendiri saat ini menempati posisi kelima dalam bank syariah terbesar di dunia, di mana sebelumnya berada pada urutan ketujuh.

Lebih lanjut, menurut Erick, saat ini finansial syariah menjadi bisnis perbankan yang menarik.

"Finansial syariah menarik pada saat ini. Sedang dalam proses pembicaraan, kalau lancar Maret 2024 bisa," kata Erick.

Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu mengatakan, unit usaha syariah (UUS) perseroan setelah aksi spin off akan menjadi Bank Umum Syariah (BUS) dengan aset terbesar kedua di Indonesia.

Pihaknya akan mengeluarkan UUS dari induk BTN dan digabungkan dengan bank syariah yang akan diakuisisi, dengan target selesai pada semester II-2024 mendatang.

Nixon menjelaskan, saat ini BTN sedang dalam tahap pengajuan letter of interest (LOI) kepada dua bank syariah di Tanah Air untuk diakuisisi, yang belum bisa disebutkan nama maupun nilai asetnya.

Harapannya, UUS BTN yang sudah ada akan digabungkan dengan bank syariah yang diakuisisi tersebut. Targetnya proses ini akan selesai pada April atau Juni 2024.

3. Akuisisi bisnis konsumer Citi oleh UOB Indonesia

UOB Indonesia telah menyelesaikan akuisisi dan integrasi aset dan liabilitas bisnis perbankan konsumer Citibank Indonesia.

Presiden Direktur UOB Indonesia Hendra Gunawan mengungkapkan, tambahan modal tersebut memungkinkan UOB Indonesia menciptakan nilai yang lebih besar bagi nasabah dan meningkatkan kekuatan neraca.

"Sebagai bank, pendapatan, kami berharap dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata dia dalam konferensi pers.

Anak usaha United Overseas Bank Limited ini berharap pertumbuhan jumlah nasabah di Indonesia juga akan mendorong kinerja perusahaan. Hal ini juga disokong dengan bertambahnya karyawan dan peningkatan pelayanan.

"Citigroup menambah kedalaman dan keluasan basis nasabah, ragam produk, penawaran solusi dan ekosistem mitra dan kami berharap dapat melakukan lebih banyak sinergi untuk memberikan nilai lebih kepada nasabah," imbuh dia.

Citi dan UOB pertama kali mengumumkan transaksi ini pada Januari 2022 sebagai bagian dari perjanjian penjualan yang lebih luas yang mencakup bisnis perbankan konsumen di Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Penjualan di Malaysia dan Thailand telah selesai pada tanggal 1 November 2022, dan penjualan di Vietnam telah selesai pada tanggal 1 Maret 2023.

Sebelumnya, Wholesale Banking Director UOB Indonesia Harapman Kasan mengungkapkan, nilai akuisisi unit bisnis tersebut sekitar 5 miliar dollar Singapura atau setara Rp 56,3 triliun.

"Nilai akusisi Citibank itu satu paket dengan 4 negara, Indonesia, Malaysia, Thailand sama Vietnam, kurang lebih kira-kira di 4 miliar dollar Singapura, antara 4 miliar sampai 5 miliar dollar Singapura," ungkap dia.

4. Akuisisi bisnis konsumer Standard Chartered oleh Bank Danamon

Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI) telah menuntaskan penjualan serta migrasi portofolio konvensional Kartu Kredit, Personal Loan (CCPL), Mortgage, dan Auto Loan ke PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon), pada Sabtu (9/12/2023).

Cluster Chief Executive Officer Indonesia and ASEAN Markets (Australia,Brunei and the Philippines) Standard Chartered Andrew Chia menjelaskan, penjualan dan migrasi tersebut pertama kali diumumkan pada April 2023.

Pengalihan ini merupakan bagian dari pembaruan strategi Standard Chartered Group yang dimulai pada 2021.

Sementara itu, Wakil Presiden Direktur PT Bank Danamon Indonesia Tbk Hafid Hadeli mengungkapkan, proses migrasi tersebut telah selesai sesuai rencana.

Ia menceritakan, bisnis Consumer, Private, and Business Banking (CPBB) Standard Chartered membukukan kinerja yang kuat tahun ini. Hal itu didukung oleh bisnis wealth management dan digital partnership.

"Proposisi nilai kami yang kuat di segmen affluent didukung oleh penawaran Wealth Management komprehensif, yang telah menghasilkan pertumbuhan dua digit portofolio segmen affluent kami," ungkap dia.

Sedikit catatan, pengalihan ini tidak berdampak bagi para nasabah perbankan prioritas, wealth management, deposito, kartu debit, digital loan partnership, dan Nexus Standard Chartered serta bisnis Corporate, Commercial and Institutional Banking (CCIB) Standard Chartered.

5. Akuisisi Commonwealth Bank Indonesia oleh OCBC NISP

PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC Indonesia) mengakuisisi 99 persen saham Commonwealth Bank of Australia (CBA) di PT Bank Commonwealth (PTBC).

Penjualan saham CBA di Bank Commonwealth sejalan dengan strategi perusahaan untuk menjadi lebih efisien dan berfokus pada bisnis domestik di Australia dan New Zealand.

Hal ini juga mengikuti penjualan beberapa saham international, termasuk PT Commonwealth Life di Indonesia, BoCommLife, dan 10 persen saham di Bank Hangzhou di China.

Adapun estimasi nilai rencana transaksi akuisisi PTBC oleh OCBC Indonesia adalah sebesar Rp 2,2 triliun.

Selain itu, OCBC Indonesia bermaksud untuk mengakuisisi sisa 1 persen saham PTBC dari pemegang saham minoritas.

Presiden Direktur Bank Commonwealth Lauren Sulistiawati mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan OCBC Indonesia untuk memastikan kelancaran penyelesaian penjualan dan masa transisi.

"Hingga penjualan selesai, bisnis akan terus berjalan seperti biasa bagi nasabah dan karyawan kami, dan kami akan terus memberikan layanan perbankan berkualitas tinggi kepada nasabah PTBC,” kata dia dalam keterangan resmi.

Ia menuturkan, tim manajemen Bank Commonwealth akan bekerja sama dengan OCBC Indonesia dalam beberapa bulan ke depan untuk memastikan penyelesaian penjualan dan transisi dengan lancar.

Harapannya, penyelesaian penjualan dan transisi akan terlaksana di kuartal kedua atau ketiga 2024.

Demikian adalah beberapa aksi merger dan akuisisi yang mewarnai dinamika industri perbankan pada 2023.

https://money.kompas.com/read/2023/12/31/133000826/kaleidoskop-2023--adu-strategi-merger-dan-akuisisi-di-industri-perbankan-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke