Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Olivia Bangun Pabrik Cokelat yang Sehat hingga Tembus Ekspor ke Eropa

JAKARTA, KOMPAS.com - Berawal dari keresahannya sebagai penikmat cokelat yang tak pernah puas mendapatkan produk yang berkulitas baik di Bali, Olivia Putri bersama partnernya Rolf, merintis usaha cokelat dengan merek Ubud Raw Chocolate & Cacao. 

Olivia yang saat ini menjabat sebagai Co-Founder Ubud Raw menceritakan usaha yang dibangun pada tahun 2015 yang lalu ini didirikan tidak menggunakan modal yang besar. Hanya berlandaskan keinginan untuk  mendapatkan cokelat yang berkulitas baik dan sehat, serta ikut peduli dengan lingkungan, menjadi modal mereka memproduksi cokelat batangan dan cokelat bubuk untuk minuman. 

“Dulu saat kami di Bali, kami merasa tidak ada cokelat yang enak dan berkulitas sehat, jadi kami memutuskan untuk membuat cokelat sendiri. Selain itu kami juga sangat concern dengan penggunaan plastik sehingga cokelat kami tidak menggunakan packingan yang plastik ketika customer ingin beli, bawa paper bag sendiri,” ujarnya kepada media saat ditemui di Bali belum lama ini. 

Sempat berfikir akan kehilangan pelanggan lantaran harus direpotkan membawa paper bag sendiri, malah justru sebaliknya. Konsep ramah lingkungan itu menjadi jurus kunci Ubud Raw Chocolate & Cacao semakin banyak dilirik oleh pelanggan. 

Apalagi Bali terkenal dengan wisatawan mancanegara yang rata-rata sangat peduli dengan lingkungan, membuat usaha cokelat itu kian digandrungi. 

“Keresahan itu ternyata menjadi peluang kami karena jarang ada bisnis yang memang benar-benar konsen terhadap kualitas hingga environmental impact. Sehingga customer kami memiliki kepercayaan atau Trust yang tinggi terhadap produk yang kami hasilkan,” katanya. 

Olivia mengatakan, produk cokelatnya itu dibuat menggunakan biji kakao yang difermentasikan tanpa proses pemanggangan sepert produk cokelat lainnya. 

Selain itu produk cokelatnya menggunakan pemanis dari gula kelapa yang kandungannya lebih rendah daripada gula putih. Hal itulah yang membuat produk cokelatnya sehat dan rendah lemak. 

Produknya itu pun berhasil tembus ke pasar global, seperti Eropa, Australia, dan Afrika Selatan. 

Sebulan mereka memproduksi sekitar 3 ton cokelat. Dari jumlah tersebut, 60-70 persen penjualan untuk pasar dalam negeri, sedangkan 30-40 persen sisanya untuk pasar ekspor.

Sementara untuk omzetnya mencapai Rp 300 jutaan tiap bulan. 


Walau demikian, Olivia bilang, usaha cokelatnya itu tidak selalu berjalan lancar namun ada hambatan. Salah satunya dalam hal ketersediaan bahan baku.

Dia menceritakan sejak 3 tahun terakhir, bahan baku kakao sulit dicari karena adanya La Nina dan El Nino. 

Biji kakao tidak boleh terlalu basah, begitu juga tidak boleh terlalu kering. Musim hujan ekstrem dan musim kemarau yang berkepanjangan ini tidak optimal untuk panen kakao. 

Untuk mengantisipasi hal itu, Olivia memperluas jaringan ke petani kakao dan mengatur dengan teliti penggunaan bahan bakunya.

Dia juga berharap ke depannya pemerintah khususnya Kementerian Perindustrian bisa membantu pengusaha-pengusaha di industri cokelat dalam hal bahan baku dan membantu pemasarannya dengan menggaungkan produk kakao Indonesia ke agenda pameran yang lebih besar. 

“Dukungan untuk bisa terus menggaungkan kakao Indonesia terutama bean to bar chocolate. Bisa berupa exhibition  atau event yang diadakan untuk bean to bar chocolate agar dapat memperkenalkan coklat Indonesia di masyarakat Indonesia sendiri juga dunia. Jika ada event kenegaraan bisa juga diberikan spot ke coklat makers seperti layaknya selama ini diberikan kepada kopi,” kata dia.

Ihwal itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita tak menampik Indonesia punya peluang besar menjadi pemain global untuk industri cokelat.

Bahkan produksi kakao Indonesia per tahun sering kali menduduki peringkat kedua atau ketiga terbesar di dunia. "Ini semestinya jadi potensi besar untuk diolah dan dikembangkan," kata Menperin Agus.

Sementara Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan, pihaknya terus mengembangkan hilirisasi kakao menjadi produk cokelat.

"Indonesia punya kekayaan tanah yang subur yang potensial untuk panen kakao.Kami juga ke depan akan membina para produsen cokelat orientasi ekspor. Sebab, perlu banyak dokumen dan sertifikat saat hendak mengirim ekspornya," kata Putu.

https://money.kompas.com/read/2024/01/05/103000426/cerita-olivia-bangun-pabrik-cokelat-yang-sehat-hingga-tembus-ekspor-ke-eropa

Terkini Lainnya

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Whats New
OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Whats New
OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin 'Student Loan' Khusus Mahasiswa S-1

OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin "Student Loan" Khusus Mahasiswa S-1

Whats New
Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Whats New
Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Whats New
Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Whats New
Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke