“Emitennya juga berubah, banyak hal yang memengaruhi indeks itu,” kata Iman di Main Hall BEI, Jakarta, Selasa (9/1/2024).
Irwan mengungkapkan, kinerja pasar modal di era Presiden SBY dan Jokowi memiliki perbedaan yang cukup jauh.
Hal ini disampaikan oleh Tim Ekonomi Paslon Nomor Urut 03 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD Irwan Ariston Napitupulu dalam Dialog Apindo bertajuk "Arah Kebijakan Investasi dan Pasar Modal 2024-2029.
“Kalau kita bicara kondisi makro, itu kan termasuk internasional dan domestik. Tinggal lihat, pada saat indeks jaman pak SBY dan Jokowi itu seperti apa kondisi makronya,” lanjut dia.
Irwan sebelumnya menyampaikan bahwa kondisi pasar modal berdasarkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di mana pertumbuhannya lebih tinggi di era Presiden SBY dibandingkan dengan era Jokowi.
"Saya agak kaget, kok Presiden SBY sampai kinerjanya sampai 489,29 persen kinerja IHSG-nya 2 periode, sementara Presiden Jokowi kinerjanya sampai kemarin sampai tanggal 5, hari Jumat penutupan itu 46 persen," kata Irwan.
Sebagai informasi, SBY menjabat dalam dua periode yakni 2004 - 2014. Di masa pemerintahan tersebut IHSG berhasil mengalami kenaikan sekitar 584,6 persen. Pada 2004 IHSG berada pada level 753,69, kenaikan tersebut cukup signifikan hingga 2014 mencapai level sekitar 5.160.
Sementara itu, Jokowi melanjutkan kepemimpinan SBY hingga 2024. Pada 2014 IHSG berada di level 5.000-an, dan saat ini berada di level 7.205,21 atau naik 39,6 persen.
Meski demikan, di masa pemerintahan Jokowi beberapa kondisi pasar yang mempengaruhi mencakup kondisi pandemi Covid-19, perang Rusia - Ukraina, hingga tren suku bunga tinggi The Fed.
https://money.kompas.com/read/2024/01/09/141116226/ini-penyebab-kinerja-pasar-modal-era-sby-dan-jokowi-jauh-berbeda