Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Awal Sesi Perdagangan

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (29/1/2024). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pada pukul 09.02 WIB, IHSG berada pada level 7.163,31 atau naik 26,2 poin (0,37 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.137,08.

Sebanyak 169 saham melaju di zona hijau dan 126 saham di zona merah. Sedangkan 265 saham lainnya stagnan.

Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 231,8 miliar dengan volume 358,3 juta saham.

Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova mengungkapkan, IHSG telah mencapai target terdekat wave c dari (iv) di level 7.111 dan berpeluang menguat di awal pekan. Level support IHSG berada di 7.021, 6.931 dan 6.803, sementara level resistennya di 7.281, 7.300, 7.422 dan 7.503.

"Apabila penutupan hariannya masih bertahan di atas level tersebut maka IHSG dapat memulai rebound untuk menguji kembali resisten terdekat di 7.281. Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bearish," kata Ivan dalam analisisnya.

Bursa Asia berada pada teritori positif dengan kenaikan Nikkei 0,8 persen (284,5 poin) ke level 36.035,6, dan Strait Times naik 0,11 persen (3,4 poin) ke posisi 3.163,01.

Hang Seng Hong Kong menguat 1,47 persen (234,27 poin) ke posisi 16.186,5, dan Shanghai Komposit menguat 0,37 persen (10,8 poin) ke posisi 2.921,07.

Rupiah menguat

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir data Bloomberg, pukul 09.02 WIB rupiah berada pada level Rp 15.816 per dollar AS.

Rupiah menguat 10 poin atau 0,08 persen dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.825 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, peluang rupiah melemah terhadap dollar AS masih terbuka di awal pekan ini. Data ekonomi AS penting yang dirilis pekan lalu bisa mengonfirmasi bahwa The Fed tidak akan terburu-buru menaikan suku bunga acuan AS.

Di sisi lain, data PDB AS kuartal IV dan data PMI AS menunjukkan hasil yang lebih bagus dari ekspektasi pasar. 

Meskipun demikian, pelaku pasar masih berekspektasi The Fed akan melakukan pemangkasan di tahun ini karena data inflasi yang ditunjukkan sudah menunjukkan penurunan.

"Rupiah hari ini berpeluang melemah ke arah Rp 15.850 per dollar AS, dengan potensi support di kisaran Rp 15.780 per dollar AS hari ini," ujar Ariston kepada Kompas.com.

Pekan ini Bank Sentral AS akan merilis data tenaga kerja AS. The Fed kemungkinan masih akan menunjukkan kehati-hatiannya untuk tidak memangkas suku bunga terlalu cepat karena inflasi masih belum menyentuh target 2 persen dan masih ada peluang inflasi naik kembali karena pertumbuhan ekonomi AS cukup bagus.

Sementara data tenaga kerja yang bisa meningkatkan permintaan barang juga bisa dirilis lebih bagus dari ekspektasi. Oleh karena itu, sikap pelaku pasar juga akan berhati-hati dan dollar AS tidak akan serta merta menguat menjelang data-data tersebut sehingga peluang pelemahan rupiah masih terbuka.

"Level Rp 16.000 tidak terlalu jauh dari posisi saat ini, jadi masih mungkin dicapai," tambahnya.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2024/01/29/091831626/ihsg-dan-rupiah-kompak-menguat-di-awal-sesi-perdagangan

Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke