Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rel Bengkok Jadi Penyebab KA Argo Semeru Anjlok dan Menabrak KA Argo Wilis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebut rel bengkok menjadi penyebab kecelakaan Kereta Api (KA) Argo Semeru dan KA Argo Wilis di jalur hilir petak jalan Stasiun Sentolo-Stasiun Wates, DI Yogyakarta pada 17 Oktober 2023.

Sebagai informasi, kecelakaan ini terjadi ketika KA Argo Semeru anjlok dan menimpa KA Argo Wilis yang sedang melintas di jalur sebelahnya.

Investigator IK Perkeretaapian KNKT Riduan Akbar S mengatakan, anjlokan KA Argo Semeru terjadi ketika rel di lengkung jalur hilir antara Stasiun Sentolo dan Stasiun Wates mengalami rel bengkok (buckling).

"Anjlokan KA 17 Argo Semeru terjadi ketika rel di lengkung jalur hilir petak jalan Stasiun Sentolo-Stasiun Wates mengalami buckling atau rel bengkok akibat pemuaian rel yang disebabkan oleh kenaikan temperatur di rel karena cuaca panas, dan kondisi gap/celah antara sambungan rel yang kurang efektif untuk mengakomodir pemuaian rel tersebut," ujarnya saat konferensi pers di Kantor KNKT, Jakarta, Jumat (16/2/2024).

Kejadian rel bengkok di lengkung 28i ini sudah berulang sebanyak 23 kali sepanjang 10 Maret-17 Oktober 2023. Setiap terjadi permasalahan, PT KAI (Persero) juga telah mengirimkan petugas untuk melakukan perbaikan.

Sementara itu, kondisi kritis sebelum terjadi buckling ini sulit untuk diketahui oleh petugas pemeriksa dan peralatan jalan rel maupun masinis.

Dia mengungkapkan, tepat sebelum kecelakaan anjloknya KA Argo Semeru, sempat ada laporan dari terkait rel bergelombang di jalur hilir Km 520+4 petak jalan Sentolo-Wates.

Laporan tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan perbaikan. Namun ketika kereta kereta lain melalui jalur tersebut kembali dirasakan goyangan yang keras.

Informasi adanya goyangan keras disampaikan oleh Pusat Kendali kepada masinis KA Argo Semeru yang berada di Stasiun Yogyakarta. Namun Pusat Kendali tetap memperbolehkan KA Argo Semeru berjalan dengan kecepatan normal tapi tetap hati-hati.

"Ketika KA 17 Argo Semeru melewati bagian kritis tersebut, kemudian saat itu juga terjadi rel buckling atau rel bengkok, sehingga kereta mengalami anjlokan," jelasnya.


Penyebab Rel Bengkok

Menurutnya, penyebab rel bengkok pada kecelakaan ini diakibatkan oleh beberapa faktor.

Pertama, tidak dilakukannya pengukuran temperatur rel dan penentuan jarak celah antar rel di sambungan saat awal pemasangan rel yang tidak sesuai dengan pedoman perawatan jalan rel menyebabkan tidak dapat diketahuinya jarak pemuaian rel pada saat kondisi temperatur tertinggi di rel ketika kondisi cuaca panas, sehingga risiko terjadinya rel Buckling tidak dapat dimitigasi.

Hal ini dipengaruhi oleh adanya perbedaan pemahaman di dalam organisasi Jalan Rel dan Jembatan terkait dengan penentuan jarak celah rel di sambungan dan tidak tersedianya alat untuk mengukur temperatur di rel.

Kedua, terjadi penurunan kekuatan gaya jepit (Clamping Force) dari penambat rel yang ditunjukkan dengan perbedaan jarak tanda gesekan antara kaki rel dengan insulator penambat rel dan pergeseran bantalan rel pada arah longitudional menyebabkan sistem penambat jalan rel tidak cukup memadai untuk menahan gaya tekan rel pada arah longitudinal ketika rel memuai.

Ketiga, kecepatan KA yang lewat dengan kecepatan rata-rata 80 km/jam sesuai dengan batas kecepatan di lengkung 28i tanpa ada pengurangan batas kecepatan KA ketika sedang dilakukannya perbaikan geometri jalan rel.

"KNKT menyimpulkan berdasarkan temuan di lapangan bahwa faktor yang berkontribusi pada insiden kecelakaan dikarenakan kegagalan dalam mengidentifikasi bahaya (hazard) yang dapat meningkatkan risiko rel buckling oleh unit jalan rel dan jembatan," tuturnya.

https://money.kompas.com/read/2024/02/17/103000426/rel-bengkok-jadi-penyebab-ka-argo-semeru-anjlok-dan-menabrak-ka-argo-wilis

Terkini Lainnya

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Whats New
478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke