Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kemendag Prediksi Harga Cabai Kembali Terkendali di Bulan Ramadhan

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Isy Karim memprediksi harga cabai akan kembali terkendali pada periode Ramadhan sampai dengan Lebaran 2024.

Isy mengatakan, harga cabai bisa kembali terkendali mengingat beberapa wilayah akan memasuki masa panen.

"Diperkirakan wilayah yang akan memasuki masa panen pada periode puasa-Lebaran antara lain Kabupatem Blitar, Lamongan, Tuban, Mojokerto, dan Malang. Apabila tidak terjadi gangguan panen, maka diprediksi pasokan akan dapat terpenuhi dan harga dapat terkendali pada periode puasa-Lebaran," kata Isy saat dihubungi Kompas.com, Selasa (20/2/2024).

Isy mengatakan, penyebab harga cabai naik saat ini lantaran gangguan produksi di beberapa wilayah akibat perubahan iklim.

"Komoditas cabai sangat sensitif terhadap cuaca terutama curah hujan yang tidak menentu, dan belum merata di semua wilayah," ujarnya.

Lebih lanjut, Isy mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya, saat ini wilayah Kabupaten Kediri, Nganjuk, dan Banyuwangi sedang dalam masa panen, namun belum merata.

Sebelumnya, harga komoditas cabai mulai dari cabai merah besar, cabai merah keriting, cabai rawit hijau, dan cabai rawit merah meroket pada Senin (19/2/2024).

Dikutip dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategi (PIHPS) Nasional, harga cabai merah besar naik Rp 5.300 menjadi Rp 72.000 per kilogram dibandingkan harga kemarin.

Kemudian, harga cabai merah keriting naik Rp 10.200 menjadi Rp 67.850 per kilogram. Kemudian harga cabai rawit hijau juga serupa yang naik menjadi Rp 54.650 per kilogram.

Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Abdul Hamid mengatakan, penyebab utama harga cabai lantaran banyak petani tak bisa melakukan pemeliharaan tanaman akibat perubahan iklim.

Hal tersebut, kata dia, menyebabkan stok cabai di pasar menjadi sedikit.

"Memang pemeliharaan dari aspek petani itu kurang, itu yang jelas ya, terlepas dari pupuk yang juga mahal dan sulit mendapatkannya, tapi dengan iklim yang berubah-ubah ini enggak bisa petani nanganinya, itu utamanya," kata Abdul saat dihubungi Kompas.com, Selasa (20/2/2024).

Abdul mengatakan, para petani sebelumnya memprediksi harga cabai akan turun saat bulan Ramadhan lantaran petani cukup masif melakukan penanaman.

Namun, kata dia, perubahan iklim yang tidak bisa dipresiksi membuat petani tak bisa melakukan pemeliharaan.

"Tapi iklim begini, petani tidak bisa menangani, jadi repot sekali," ujarnya.

Lebih lanjut, Abdul memprediksi kenaikan harga cabai masih akan terus terjadi saat bulan Ramadhan. Namun, akan kembali turun pada akhir Maret 2024.

"Karena memang perkiraan kita panennya di pertengahan dan akhir Maret, jadi mudah-mudahan setelah panen, naiknya diperkirakan tidak terlalu tinggi," ucap dia.

https://money.kompas.com/read/2024/02/20/145755226/kemendag-prediksi-harga-cabai-kembali-terkendali-di-bulan-ramadhan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke