Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

KCIC Bantah Aksi Penodongan Penumpang Kereta Cepat Whoosh di Tegalluar

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) membantah adanya aksi penodongan yang dilakukan sopir taksi online kepada penumpang Kereta Cepat Whoosh di Stasiun Tegalluar, Bandung.

Kabar ini mencuat di media sosial X atau Twitter dari unggahan akun @de_atar****. Akun tersebut menyebut aksi penodongan ini ramai dibicarakan di WhatsApp grup miliknya.

"Di grup WA rame banget soal orang yg ditodong pisau di stasiun tegalluar trus di peras 20jt ???? Gatau bener apa gak tapi emang itu stasiun di antah berantah banget sih," tulis akun X @de_atar****.

Raka pun memesan taksi online untuk menuju rumahnya dari stasiun namun tidak kunjung mendapatkan taksi online.

Akhirnya dia memutuskan untuk berjalan ke parkiran ujung keluar dari area stasiun agar lebih mudah mendapatkan taksi online.

Tak menunggu waktu lama, dia pun mendapatkan taksi online. Namun sopir taksi online tersebut membatalkan pesanannya.

Kemudian dia pun memesan taksi online lagi. Belum sempat dia menemukan taksi online baru, tiba-tiba ada mobil yang mendatanginya dan menanyakan namanya.

"Raka yg batre hp sudah lowbat dan badan sudah lelah, tidak lagi berpikir panjang utk cross check no polisi dan nama driver gocar tsb," jelas tulisan pada tangkapan layar WhatsApp yang dibagikan.

Raka pun masuk ke dalam mobil tersebut dan ketika di tengah perjalanan tiba-tiba sopir menepikan mobil ke kiri jalan, mengenakan masker, dan menodongkan pisau di perut Raka sambil meminta uang Rp 20 juta.

"Raka pun WA saya, minta tolong sambil cerita kalo dia chat saya samnbil dipantau driver tsb yg sambil menodongkan pisau di perutnya."

Penjelasan KCIC: itu tidak benar

Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengatakan, kabar aksi penodongan tersebut tidak benar.

"Terkait informasi yang beredar bahwa ada penumpang Whoosh telah mengalami tindakan kriminal pada saat menggunakan kendaraan online dari Stasiun Tegalluar, dapat disampaikan bahwa informasi viral tersebut tidak benar," ujarnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (21/2/2024).

Raka juga telah mengakui ke pihak kepolisian melalui Laporan Polisi (LP) dan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Polsek Cileunyi, Polres Bandung, bahwa yang bersangkutan telah membuat laporan palsu kepada orang tuanya sehingga menyebabkan terjadinya penyebaran berita yang tidak benar.

"Saudara Raka mengakui tidak ada peristiwa penodongan yang terjadi setelah yang bersangkutan menggunakan kendaraan online dari Stasiun Tegalluar," ungkapnya.

Hal ini juga diperkuat oleh hasil investigasi yang dilakukan pihak kepolisian berdasarkan bukti CCTV yang terpasang di Stasiun Tegalluar.

Berikut fakta yang ditemukan setelah CCTV dibuka dan di analisa oleh kepolisian guna pengecekan layanan dan situasi stasiun pada tanggal dan jam yang sama dengan kejadian, di hari Sabtu malam (17/2/2024) sebagai berikut. 

1. Kondisi Stasiun masih ramai dan moda lanjutan masih tersedia seperti Shuttle Bus, Damri dan Bluebird serta kendaraan online.

3. Data pada sistem menyebutkan terdapat 22 penumpang yang turun bukan 5 orang penumpang seperti pada informasi tersebut.

Terpantau pada CCTV Sdr Raka melanjutkan perjalanan dari Stasiun Tegalluar dengan menggunakan taksi Bluebird yang sudah tersedia di Stasiun pada pukul 20.32 WIB, serta sebagian besar penumpang lain yang menggunakan moda Damri, Bluebird atau Taksi Online dan kendaraan pribadi.

"Informasi dari kepolisian menyebutkan bahwa berita palsu terkait penodongan yang disampaikan Sdr Raka kepada orang tuanya murni karena motif pribadi," tutur Eva. 

Dia menambahkan, sejak awal Kereta Cepat Whoosh beroperasi, KCIC telah berkolaborasi dengan TNI/Polri untuk pengamanan, dan memperkuat sistem pengamanan melalui pemasangan CCTV diseluruh Stasiun dan Kereta dan berbagai titik di sepanjang jalur kereta cepat.

Terdapat secara total 1.396 CCTV di sepanjang jalur kereta cepat dan Stasiun sebagai bagian yang terintegrasi dalam sistem pengendalian operasi (OCC) untuk memastikan keamanan perjalanan Whoosh termasuk pemantauan pelayanan dan security penumpang selama berada di area stasiun.

Patroli juga rutin dilakukan oleh petugas keamanan dari Stasiun Tegalluar hingga ke Stadion GBLA mulai 18.00 sampai 22.00 WIB.

https://money.kompas.com/read/2024/02/21/124500026/kcic-bantah-aksi-penodongan-penumpang-kereta-cepat-whoosh-di-tegalluar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke