Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Awal Sesi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (1/3/2024). Demikian juga dengan mata uang garuda yang menguat pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pada pukul 09.18 WIB, IHSG berada pada level 7.319,39 atau naik 3,2 poin (0,04 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.316,11.

Sebanyak 216 saham melaju di zona hijau dan 175 saham di zona merah. Sedangkan 215 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,2 triliun dengan volume 2,5 miliar saham.

Founder WH Project William Hartanto mengatakan, mengakhiri bulan Februari 2024 dengan posisi bertahan di atas 7.300, adalah sinyal penguatan lanjutan untuk IHSG.

"Dengan berhasilnya pertahanan pada support 7.300 maka IHSG berpotensi melanjutkan penguatannya pada awal Maret 2024, dengan estimasi target pada level 7.403 yang mana merupakan level all time high sejak pilpres 2024," kata William dalam analisisnya.

Bursa Asia mixed dengan penurunan Hang Seng Hong Kong 0,17 persen (28,8 poin) pada level 16.482,63, dan Strait Times melemah 0,29 persen (8,9 poin) pada level 3.132,87. Sementara itu, Shanghai Komposit menguat 0,07 persen (2,19 poin) ke posisi 3.017,36 dan Nikkei naik 1,72 persen (672,9 poin) pada level 39.839,1.

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir data Bloomberg, pukul 9.19 WIB rupiah berada pada level Rp 15.713 per dollar AS atau naik 6 poin (0,04 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 15.717 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, meskipun menguat tipis pagi ini rupiah berada dalam tren melemah. Isu kenaikan harga pangan masih bisa memberikan sentimen negatif ke rupiah. Sementara itu, naiknya inflasi akibat hal ini bisa menurunkan daya beli masyarakat dan mengganggu pertumbuhan ekonomi.

"Di sisi lain, inflasi AS yang menurun, mengonfirmasi peluang pemangkasan suku bunga the Fed di semester kedua tahun ini. Jadi mungkin ekspektasi pasar ini bisa menahan penguatan dollar AS. Hari ini, rupiah berpotensi melemah ke arah Rp 15.750 per dollar AS, dengan potensi support di sekitar Rp 15.690 per dollar AS - Rp 15.700 per dollar AS," kata Ariston kepada Kompas.com.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2024/03/01/094316326/ihsg-dan-rupiah-kompak-menguat-di-awal-sesi

Terkini Lainnya

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke