Dilansir dari laman Kementerian Keuangan (Kemenkeu), resesi adalah suatu kondisi di mana terjadinya penurunan aktivitas ekonomi umum secara signifikan di suatu wilayah tertentu.
Resesi ditandai dengan terkontraksinya Produk Domestik Bruto (PDB) selama dua kuartal atau lebih secara berturut-turut.
Resesi terjadi saat PDB memiliki nilai yang negatif, tingkat pengangguran naik, dan pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut.
Apa saja penyebab resesi dan dampaknya bagi perekonomian?
Penyebab dan dampak resesi
Ada beberapa kondisi yang menyebabkan terjadinya resesi seperti guncangan ekonomi mendadak, perubahan ekonomi, inflasi tinggi, pengelolaan utang yang tidak sehat, gelembung aset, dan tingkat deflasi yang signifikan.
Dikutip dari laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saat terjadi resesi, dalam kehidupan masyarakat akan ditemui beberapa kondisi sebagai berikut:
Biasanya suatu negara akan mengambil kebijakan untuk mengantisipasi situasi agar lebih kondusif, salah satunya merealokasi pendapatan dan belanja negara, memberikan bantuan sosial, hingga memberikan insentif terhadap sektor usaha yang terdampak.
Untuk diketahui, perlambatan ekonomi yang terjadi membuat sektor riil menahan kapasitas produksinya. Hal inilah yang membuat terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), bahkan beberapa perusahaan mungkin akan menutup produksi dan tidak lagi beroperasi.
Saat resesi terjadi, kinerja instrumen investasi akan mengalami penurunan, karena investor cenderung berinvestasi pada bentuk investasi yang aman.
Kondisi perekonomian yang semakin sulit, berdampak pada melemahnya daya beli masyarakat karena akan lebih selektif menggunakan uangnya dengan fokus pemenuhan kebutuhan terlebih dahulu.
Itulah ulasan mengenai apa itu pengertian resesi, penyebab, dan dampak resesi terhadap kondisi perekonomian masyarakat.
https://money.kompas.com/read/2024/03/03/104200726/resesi-adalah-apa-ini-pengertian-penyebab-dan-dampaknya