Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ternyata, Ini 3 "Red Flag" yang Dilihat HRD dari Pelamar Kerja

JAKARTA, KOMPAS.com - Mencari pekerjaan bisa menjadi tantangan. Namun demikian, ada beberapa hal yang bisa membuat pencarian kerja menjadi lebih sulit.

“Ada sesuatu yang disebut perilaku pencarian validasi, alias keputusasaan,” kata Lindsay Mustain, mantan perekrut Amazon dan CEO perusahaan pelatihan karier Talent Paradigm, dikutip dari CNBC, Selasa (12/3/2024).

Menurut Mustain, ada beberapa red flag alias tanda peringatan yang dilihat HRD dari pelamar kerja. Ketiga hal ini bisa membuat Anda yang sedang mencari kerja menjadi sulit mendapatkannya.

Jika Anda telah melamar 20 kali dalam dua tahun terakhir dan kami tidak pernah mempekerjakan Anda sekali pun" jelas Mustain.

Menurut dia, itu adalah tanda bahaya. Dia langsung berpikir, ada yang salah dengan kandidat tersebut sehingga mereka belum direkrut pada saat ini.

Terlepas dari seberapa cocok Anda untuk pekerjaan itu, HRD kemungkinan besar tidak akan meluangkan waktu untuk menyelidiki aplikasi lamaran kerja Anda lebih lanjut.

2. Memasang "open to work" di LinkedIn

Ini adalah tanda peringatan lainnya bagi HRD. Banner "open to work" di profil LinkedIn, menurut Mustain, berarti Anda mungkin tidak terlalu pilih-pilih dalam hal peluang kerja.

Anda mungkin tidak memajukan karier dengan cara yang terukur yang membantu Anda membangun keterampilan dan menjadi lebih baik.

“Ini mengurangi kesan sebagai kandidat berkaliber tinggi,” terang Mustain.

Selain itu, ini mengubah dinamika percakapan dengan HRD. Sekarang, mereka tidak berusaha meyakinkan Anda tentang peluang kerja yang bagus karena mereka menginginkan Anda di perusahaan tersebut.

Sebaliknya, Anda mencoba meyakinkan mereka untuk mempertimbangkan Anda.

Nolan Church, CEO Continuum dan mantan perekrut Google, mengatakan, memasang banner "open to work" di profil LinkedIn terasa sepeerti putus asa bagi HRD.

"Ini seperti meminta bantuan," ujar dia.

3. Jangan unggah konten soal kondisi menganggur di media sosial

Terakhir, jika Anda menganggur, jangan unggah kondisi atau status pengangguran Anda di media sosial, terutama jika Anda cenderung melakukannya karena merasa dirugikan. Mustain mencontohkan unggahan seperti berikut.

“Saya baru saja diberhentikan dan saya punya dua anak di rumah dan saya sangat membutuhkan pekerjaan lain, secepat mungkin. Jadi jika Anda bisa memperkenalkan saya kepada setiap orang yang Anda kenal yang memiliki kemungkinan lowongan, saya akan sangat berterima kasih.”

Meski sedih dan menimbulkan simpati, orang-orang yang mengunggah status serupa terlihat sangat terluka, terang Mustain.

"Pada akhirnya, mereka menunjukkan kelemahan dengan cara yang mirip dengan orang-orang yang menyertakan banner "open to work" di profil LinkedIn mereka. Jelas mereka membutuhkan sesuatu," imbuhnya.


Sebaliknya, jika Anda diberhentikan dan ingin memberi sinyal bahwa Anda sedang mencari pekerjaan, cobalah menggambarkan situasi tersebut sebagai awal baru atau peluang untuk berkembang dan bagikan contoh nyata kontribusi dan kesuksesan Anda pada pekerjaan sebelumnya.

Anda juga dapat berbagi apa yang telah Anda pelajari dan bagaimana pengalaman Anda telah membekali Anda untuk menghadapi tantangan di masa depan.

"Semua ini menunjukkan kemampuan beradaptasi dan pola pikir berwawasan ke depan kepada calon pemberi kerja. Ingat, Anda tidak membutuhkan pekerjaan apa saja, Anda membutuhkan pekerjaan yang bagus," papar Mustain.

https://money.kompas.com/read/2024/03/12/140000126/ternyata-ini-3-red-flag-yang-dilihat-hrd-dari-pelamar-kerja

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke