Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Marak Razia Knalpot "Brong", Menkop Dorong SNI Knalpot "Aftermarket"

Teten mengatakan, dorongan SNI ini berawal dari peristiwa banyaknya knalpot brong yang terjaring razia selama Pilpres 2024 sehingga knalpot aftermarket ikut terdampak.

Adapun knalpot aftermarket sering dikesankan seperti knalpot brong atau palsu lantaran dinilai sama-sama menyebabkan polusi suara.

"Backgroundnya begini, ini waktu lalu ada satu peristiwa Pilpres yang ada razia terhadap pengguna knalpot brong, saya kira kita setuju untuk ditindak karena kita sudah punya aturan soal batas emisi kebisingan, tetapi jangan ditutup industrinya, dan dampaknya turun omzet mereka," kata Teten dalam acara "Demo Day Knalpot Aftermarket" di Gedung Smesco, Jakarta, Senin (25/3/2024).

Potensi ekonomi UMKM knalpot aftermarket Rp 60 miliar

Teten mengatakan, produk knalpot aftermarket merupakan produk UMKM yang sudah masuk pasar global. Namun, permintaan pasar terbanyak berasal dari dalam negeri.

Karenanya, kata dia, pemerintah harus mencari solusi agar industri knalpot tersebut tetap bertahan.

"Razia-razia itu yang harus kita cari solusi, pemerintah punya gerakan bangga buatan Indonesia, pemerintah mendukung penggunaan produk dalam negeri 40 persen belanja pemerintah harus membeli produk lokal," ujarnya.

Teten juga mengatakan, saat ini UMKM knalpot aftermarket memiliki potensi ekonomi Rp 60 miliar.

Ia pun berharap Badan Standardisasi Nasional (BSN) segera menyusun SNI agar masyarakat tidak takut membeli produk knalpot lokal.

"Karena itu dasarnya sama pengkajiannya aturan, ada SNI-nya enggak, tes lapangan, ada alat harus terukur, dan Alhamdulillah pemerintah dukung industri ini," tuturnya.

Uji ambang batas kebisingan knalpot

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pengembangan Standar BSN Hendro Kusumo mengatakan, pihaknya siap menrampungkan SNI untuk knalpot aftermarket pada tahun ini.

"Kalau mengikuti kebutuhan masyarakat dalam tahun ini dikejar (SNI) mendesak bisa," kata Hendro.

Adapun Demo Day Knalpot Aftermarket ini diikuti sebanyak 11 UMKM di antaranya, Best 3, Arm, Lone Rider, WRX, AHRS, ROB 1, SKR, R 9, Proline, dan Daeng dengan angkaian acara hari ini terdiri dari pameran produk knalpot, pengujian kebisingan, dan pengujian emisi oleh Planet Ban.

Terakhir, knalpot aftermarket buatan UMKM ini telah memenuhi dan memperhatikan ambang batas yang telah diatur dalam permenKLHK nomor 56 tahun 2019 bahwa batas kebisingan adalah 80 dB untuk motor dengan kubikasi 80 – 175 cc, dan 83 dB untuk motor >175 cc.

https://money.kompas.com/read/2024/03/25/130000126/marak-razia-knalpot-brong-menkop-dorong-sni-knalpot-aftermarket-

Terkini Lainnya

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Whats New
OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin 'Student Loan' Khusus Mahasiswa S-1

OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin "Student Loan" Khusus Mahasiswa S-1

Whats New
Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Whats New
Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Whats New
Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Whats New
Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Whats New
Telat Bayar Tagihan Listrik Bisa Kena Denda, Berapa Biayanya?

Telat Bayar Tagihan Listrik Bisa Kena Denda, Berapa Biayanya?

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 20 Mei 2024, Harga Cabai Merah Keriting Turun

Harga Bahan Pokok Senin 20 Mei 2024, Harga Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Simak, Ini Cara Cek Lolos Tidaknya Seleksi Prakerja 2024

Simak, Ini Cara Cek Lolos Tidaknya Seleksi Prakerja 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke