Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menurut Ekonom, Ini Sederet "Pekerjaan Rumah" Pemerintahan Baru

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan, terdapat banyak tantangan pemerintahan baru dalam lima tahun ke depan.

Saat ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih relatif stabil di kisaran 5 persen di tengah ketidakpastian ekonomi global dan kemungkinan berakhirnya era suku bunga tinggi.

Harga komoditas ekspor utama juga menjadi penentu dari sisi eksternal dan global di tengah tekanan geopolitik internasional.

“Meski demikian, pekerjaan rumah dan tantangan terbesar adalah memperbaiki konsumsi masyarakat, daya saing ekspor, hingga mempertahankan keberlanjutan fiskal,” kata dia dalam keterangan resmi, dikutip Senin (25/3/2024).

Tauhid menjelaskan sejumlah peluang dan tantangan yang akan dihadapi rezim baru, yang terpilih pasca Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Dari sisi peluang, kondisi ekonomi global perlahan membaik.

Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada 2024 sebesar 3,1 persen sedangkan World Bank 2,4 persen.

Perkembangan inflasi global pun terus menurun. Pada 2022 sempat mencapai 8,7 persen, dan tahun lalu 6,9 persen.

Adapun pada 2024, inflasi global diproyeksi kembali menukik menjadi 5,8 persen dan tahun depan sekitar 4,4 persen.

Peluang lainnya ketika inflasi menurun secara global adalah The Fed diperkirakan memangkas suku bunga pada semester II 2024, dari 5,50 persen pada 2023 menjadi kisaran level 4,75 sampai 5 persen.

“Nanti suku bunga pinjaman cenderung akan semakin turun, suku bunga konsumsi turun. Ini bagi banyak negara akan happy kalau misalnya The Fed menurunkan suku bunga karena dia punya multiplier effect di sektor keuangan yang cukup besar sekali,” ujarnya.

Di sisi lain, Indonesia pun dapat berharap meningkatkan ekspor empat komoditas unggulan yaitu batu bara, minyak mentah, nikel dan minyak sawit yang harganya perlahan membaik.

Tauhid juga menyebut, pemerintahan baru akan mewarisi pertumbuhan ekonomi yang cenderung stabil dengan angka sekitar 5,05 persen pada 2023 dan tahun ini diperkirakan mencapai 5,2 persen.

Selain itu, pemerintah Indonesia yang baru memiliki modal yang kuat dari sisi Manufacturing Purchasing Manager Index (PMI). Pada Januari 2024, PMI Manufaktur S&P Global Indonesia tercatat naik menjadi 52,9 dari Desember 2023 sebesar 52,2.

Di sisi lain, total penanaman investasi di Indonesia pun cukup baik, mencapai Rp 1.418,9 triliun pada 2023, naik dari posisi 2023 sebesar Rp 901 triliun.

Consumer confidence index alias indeks keyakinan konsumen juga menunjukkan angka yang baik mencapai 125 hingga kuartal III-2023.

“Jadi ini menandakan bahwa potensi atau peluang ekonomi kita sebenarnya tidak langsung berjalan cepat,” tuturnya.

Lebih lanjut, Tauhid menerangkan, pemerintahan baru yang terpilih 5 tahun ke depan dihadapkan pada berbagai pilihan prioritas program.

Pemerintahan saat ini memiliki prioritas pada penaikan kualitas pendidikan tentunya dengan menaikan anggaran. Hal itu disusul dengan perlindungan sosial, infrastruktur, dan kesehatan.


Sementara itu, calon pemerintahan yang baru sudah mencanangkan program makan siang gratis. Anggaran makan siang gratis ini dinilai dapat membebani APBN atau bahkan mengorbankan program prioritas lain seperti kesehatan dan infrastruktur yang sudah berjalan baik di era Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

“Jadi tantangannya adalah memilih prioritas program yang berhadapan dengan ketersediaan anggaran yang ada. Pemerintahan baru harus bisa menjaga keberlanjutan fiskal,” tandas Tauhid.

https://money.kompas.com/read/2024/03/25/133219226/menurut-ekonom-ini-sederet-pekerjaan-rumah-pemerintahan-baru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke