Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Direktur Eksekutif Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, dampak yang pertama kali akan dirasakan Indonesia imbas dari eskalasi ketegangan antara Iran dan Israel adalah pelemahan rupiah.

"Paling cepat dirasakan pelemahan rupiah karena dampaknya dirasakan banyak pelaku usaha dan perbankan," kata dia kepada Kompas.com, Jumat (19/4/2024).

Sementara itu, dampak lain seperti kenaikan harga minyak butuh waktu sampai terealisasi ke kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), elpiji, dan tarif listrik non subsidi.

"Ada jeda tidak langsung direspons," imbuh dia.

Secara umum, Bhima menjelaskan, eskalasi konflik Iran-Israel punya 5 dampak yang serius ke ekonomi Indonesia.

Pertama, hal tersebut akan memicu lonjakan harga minyak mentah ke 85,6 dollar AS per barrel atau meningkat 4,4 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), ada kemungkinan penambahan belanja subsidi energi tahun ini atau dikhawatirkan BBM subsidi akan disesuaikan harga dan kuotanya.

Dari sisi penerimaan negara, naiknya harga minyak belum tentu menguntungkan APBN karena berbagai komoditas lain seperti batubara justru harganya anjlok.

Risiko berikutnya adalah keluarnya aliran investasi asing dari negara berkembang karena meningkatnya risiko geopolitik.

Bhima menerangkan, investor juga mencari aset yang aman baik emas dan dollar AS sehingga rupiah bisa saja melemah hingga 17.000 per dollar.

Ketiga, kinerja ekspor Indonesia ke Timur Tengah, Afrika, dan Eropa akan terganggu. Hal ini bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi akan melambat di kisaran 4,6-4,8 persen tahun ini.

Selanjutnya, konflik Iran dan Israel dikhawatirkan menimbulkan dorongan inflasi karena naiknya harga energi sehingga tekanan daya beli masyarakat bisa semakin besar.

"Rantai pasok global yang terganggu perang membuat produsen harus cari bahan baku dari tempat lain, tentu biaya produksi yang naik akan diteruskan ke konsumen," imbuh dia.

Terakhir, risiko yang terjadi adalah suku bunga tinggi akan bertahan lebih lama bahkan ada risiko suku bunga naik.

"Bagi masyarakat yang mau membeli kendaraan bermotor hingga rumah lewat skema kredit siap siap bunganya akan lebih mahal. Krisis global karena perang Israel-Iran bukan tidak mungkin karena sejarah pernah menunjukkan adanya resesi imbas konflik di Timur Tengah," tandas dia.

Sebagai informasi, Israel telah melancarkan serangan terhadap Iran sebagai pembalasan atas serangan akhir pekan lalu.

Serangan Israel ke Iran tersebut terjadi pada Jumat (18/4/2024) dini hari waktu Timur Tengah. Tidak ada komentar langsung dari Gedung Putih atau Pentagon.

Sementara itu, Iran dilaporkan telah mengaktifkan sistem pertahanan udaranya di beberapa kota.

Kantor berita Iran, IRNA, melaporkan ledakan-ledakan telah terdengar di dekat pusat kota Isfahan. Israel sebelumnya telah memperingatkan akan membalas setelah Iran yang menembakkan ratusan rudal dan pesawat tak berawak ke Israel selama akhir pekan.

https://money.kompas.com/read/2024/04/19/185701326/konflik-iran-israel-menambah-risiko-pelemahan-rupiah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke