Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Riset CORE Indonesia Etika Karyani mengungkapkan fenomena makan tabungan atau “Mantab” mayoritas terjadi pada masyarakat kelas menegah dan kelas bawah.

Hal itu lantaran jumlah kenaikan pada pendapatan tidak sejalan dengan jumlah naiknya harga-harga bahan pokok. Sehingga mau tak mau yang dikorbankan untuk membayarkan cicilan adalah tabungan.

“Belanja kelas menegah dan kelas menegah ke bawah itu masih ditopang oleh tabungan. Sehingga ketika cicilan meningkat, namun jumlah peningkatan pendapatan mereka tidak sejalan dengan naiknya harga-harga bahan pokok, maka tabungan yang dipakai,”ujarnya dalam diskusi webinar yang disiarkan secara virtual, Selasa (25/6/2024).

Adapun fenomena makan tabungan sudah terlihat sejak akhir tahun lalu. Hal ini tercermin dari data Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) periode November 2023, alokasi pendapatan untuk menabung mengalami penurunan, dari 15,7 persen menjadi 15,4 persen.

Alokasi pendapatan untuk konsumsi juga mengalami penurunan, yakni dari 75,6 persen menjadi 75,3 persen.

Di sisi lain, alokasi pendapatan untuk membayar cicilan pinjaman meningkat. Tercatat alokasi pendapatan untuk membayar utang meningkat dari 8,8 persen menjadi 9,3 persen.

Erika pun menilai kondisi ini mencerminkan daya beli masyarakat Indonesia masih lemah dan akan terus tergerus karena cicilan.

Sebelumnya Ekonom senior Chatib Basri juga mengatakan demikian. Dia bilang, fenomena makan tabungan menunjukkan potensi pelemahan konsumsi ke depannya.

Apalagi, saat ini masyarakat kelas menengah ke bawah mulai mengurangi konsumsi yang sifatnya sekunder serta tersier, dan mulai memprioritaskan belanja yang sifatnya primer.

"Jadi konsumsinya adalah makanan. Artinya kita bisa lihat adanya tekanan pada konsumsi," kata Chatib.

Oleh karenanya, Chatib yang merupakan menteri keuangan periode 2013-2014 menyebutkan, diperlukan kebijakan insentif yang dapat menjaga daya beli masyarakat.

Menurutnya, langkah pemerintah untuk mengeluarkan sejumlah bantuan sosial sudah tepat dalam rangka menjaga daya beli masyarakat, khususnya kelompok terbawah.

"Apa yang dilakukan pada kebijakan fiskal sangat tepat. Misalnya dengan BLT cash transfer dan lain-lain untuk pertahankan konsumsi," ucap Chatib dalam acara Outlook Ekonomi 2024, di Jakarta, Jumat (22/12/2023).

https://money.kompas.com/read/2024/06/25/203000826/fenomena-makan-tabungan-terjadi-di-kelas-menengah-bawah-ini-penyebabnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke