Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Resmikan Smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Menko Airlangga: Hilirisasi Jadi Kunci Jaga Resiliensi Ekonomi

KOMPAS.com - Pemerintah telah menggagas kebijakan hilirisasi industri yang diharapkan mampu mendukung peningkatan nilai tambah perekonomian nasional sekaligus menjadi salah satu kunci dalam menjaga resiliensi ekonomi nasional. 

Untuk mendukung kebijakan hilirisasi tersebut, peran off-takers domestik sangat penting, termasuk pengguna bahan baku tembaga.

Lebih lanjut, pasokan produk hilirisasi tembaga yang dibutuhkan Indonesia saat ini masih mengandalkan produk impor, seperti copper tube, copper tape, evaporator tembaga.

Selain itu, komponen-komponen yang dibutuhkan dalam produksi electric vehicle (EV), seperti kabel, inverter, hingga baterai, juga masih menggunakan produk impor. 

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah terus mendorong industri pengolahan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk melakukan hilirisasi.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi kepada manajemen yang luar biasa dan membangun pabrik yang juga luar biasa. 

“Jadi, ini sangat tepat waktu, karena saat sekarang renewable energy menjadi tren. Tren renewable energy butuh critical mineral. Salah satunya adalah copper,” ujarnya dalam Peresmian Operasi Smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di KEK Gresik, Kamis (27/6/2024).

Smelter PTFI merupakan fasilitas pemurnian tembaga dengan desain jalur tunggal terbesar di dunia. Smelter ini memiliki kapasitas pemurnian mencapai 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun. 

Proyek yang menempati lahan 100 hektar (ha) di KEK Java Integrated Industrial Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur tersebut memiliki nilai investasi kumulatif mencapai Rp 58 triliun atau sekitar 3,7 miliar dollar Amerika Serikat (AS). 

Investasi tersebut tidak hanya akan memberikan manfaat bagi perusahaan konstruksi dalam negeri, tetapi juga akan menciptakan multiplier effects kepada masyarakat di Kabupaten Gresik.

Bersama dengan smelter yang dioperasikan PT Smelting, keduanya akan memurnikan 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun dengan produksi sekitar 600.000 ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 200 ton perak per tahun. 

Dengan beroperasinya smelter tersebut, seluruh konsentrat tembaga yang diproduksi PTFI dapat diproses dan dimurnikan di dalam negeri, termasuk lumpur anoda dari PT Smelting.

Menko Airlangga mengatakan, integrasi tambang tersebut dibuat hingga produk akhir. Dengan integrasi ini, produksi emas sebesar 50 ton untuk membayar royalti.

“Karena ini terintegrasi dari tambang sampai ke hilir, demikian pula untuk perak juga bayar royalti. Jadi, tentu banyak pendapatan yang didapatkan Pemerintah,” ujarnya melansir ekon.go.id. 

Kehadiran PTFI di KEK Gresik diharapkan dapat menjadi salah satu penarik dalam membentuk kawasan dengan ekosistem yang mendukung hilirisasi, khususnya EV. 

Hingga Maret 2024, KEK Gresik mencatatkan nilai investasi sebesar Rp 75,2 triliun dan menyerap lebih dari 35.000 tenaga kerja.

Menko Airlangga mengatakan, ke depan, Indonesia akan mampu meningkatkan ekspornya. Jika ekspor Indonesia kuat, rupiah bisa stabil. 

“Sebagai contoh, dari nikel itu dan dari kelapa sawit ekspor kita 55 miliar dollar AS. Nah, impor minyaknya 40 miliar dollar AS. Jadi, sebetulnya natural hedging itu terjadi,” jelasnya.

Selain melakukan prosesi peresmian operasional smelter PTFI, Menko Airlangga beserta rombongan juga meninjau kawasan smelter PTFI dengan mengunjungi area jetty, anode casting, dan central control building. 

Saat konferensi pers, Menko Airlangga menyampaikan kepada awak media terkait peran operasional smelter PTFI dalam menjaga ketahanan ekonomi nasional.

Turut hadir pada kesempatan tersebut Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Sekretaris Menko (Sesmenko) Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi III Kemenko Perekonomian Elen Setiadi, dan Deputi V Kemenko Perekonomian Ali Murtopo Simbolon.

Hadir pula Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal (Dirjen) Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Suswantono, Anggota DPR RI, Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jawa Timur Bobby Soemiarsono, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, dan Direktur Utama PTFI Tony Wenas berikut jajaran. 

https://money.kompas.com/read/2024/06/27/194244026/resmikan-smelter-pt-freeport-indonesia-di-gresik-menko-airlangga-hilirisasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke