Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah "Ngutang" ke China 1,8 Miliar Yuan

Kompas.com - 01/03/2009, 21:04 WIB

JAKARTA, MINGGU - Untuk mendanai penyelesaian pesanan 15 pesawat jenis MA 60 oleh PT Merpati Nusantara dengan produsen pesawat asal China, yaitu Xian Aircraft Industry Company Ltde, Pemerintah akan melakukan pinjaman kepada pemerintah China senilai 1,8 miliar yuan.

Perjanjian utang yang akan ditandatangani oleh Departemen Keuangan itu, akan diteruskan kepada Merpati Nusantara. Selanjutnya, Merpati yang akan melakukan pembayaran kepada pemerintah sebelum pemerintah membayarnya kepada pemerintah China.

Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil menyatakan hal itu, saat ditanya pers, seusai mendampingi Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla membuka Pra Forum Ekonomi Islam ke-5 di Jakarta, Minggu (1/3).

"Sebenarnya, bisa utang pemerintah dengan pemerintah. Yang tanda tangan loan itu dari pemerintah China dengan pemerintah Indonesia, namun dikaitkan dengan Merpati Nusantara. Artinya, yang bayar utang pemerintah. Tetapi, Merpati yang harus bayar ke pemerintah. Karena soft loan, maka yang teken adalah Depkeu walaupun itu utang Merpati," jelas Sofyan.

Sofyan mengatakan, utang pemerintah jika memilih dalam mata uang China, yakni yuan, maka jumlahnya mencapai 1,8 miliar yuan. "Kalau sekarang murah, karena mata uang yuan menguat sekali. Kalau menguat terhadap dollar AS, maka harga pesawat jadi lebih murah tidak sebesar 15 juta dollar AS," lanjut Sofyan.

Menurut Sofyan, dengan cara seperti itu, kasus pembelian 15 jenis pesawat untuk armada Merpati Nusantara bisa menyelesaikan semua masalah yang ada. Sofyan mengelak saat pers mengkaitkan pesanan 15 jenis pesawat Merpati Nusantara tersebut dengan terganggunya pendanaan bagi proyek listrik 10.000 Mega Watt (MW) yang dilakukan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

"Siapa yang bilang terkait itu (proyek lisrik 10.000 MW)? Pokoknya, itu harus diselesaikan supaya semua proyek itu bisa berjalan. Semakin cepat (diselesaikan), akan semakin baik," tambah Sofyan.

Dikatakan Sofyan, "Memang, ada yang Business to Business penyelesaiannya, akan tetapi ada juga yang bagaimana pemerintah harus campur tangan. Kalau bisa diselesaikan B to B, itu yang terbaik."

Sebelumnya, rapat terbatas yang dipimpin Wapres Kalla, Jumat (27/2) petang lalu, memutuskan pemerintah Indonesia berjanji akan segera menyelesaikan kasus pembelian 15 pesawat jenis MA 60 Merpati Nusantara dengan produsen pesawat asal China. Sebab, jika masalah tersebut tidak segera diselesaikan pemerintah, pendanaan dari perbankan China untuk penyelesaian pembangunan proyek listrik 10.000 MW bisa terganggu. (Kompas, 28/2)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com