Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Goresan Rezeki dari Melukis Kaca

Kompas.com - 19/03/2009, 14:05 WIB

KOMPAS.com — Menyulap kaca menjadi produk bernilai ekonomi tinggi memang membutuhkan keterampilan lebih. Umumnya, keterampilan ini menyangkut teknik melukis di wahana kaca. Hasilnya, bentuk unik dan menarik.

Salah satu yang menggeluti bisnis ini adalah Dheamy Nur Alam. Mengusung nama Vai Glass Painting, ia sudah 12 tahun melakoni bisnis ini. Berkat keterampilannya itu, ia bisa mengubah kaca menjadi barang bernilai jutaan rupiah. "Sebenarnya, ini bisnis kakak saya yang sudah lama ditinggalkan, tapi saya hidupkan lagi," katanya merendah.

Bisnis melukis kaca memang cukup menjanjikan. Selain karena pemainnya masih sedikit, peminat lukisan kaca juga terus bertambah. Umumnya, orang memanfaatkan lukisan kaca untuk hiasan desain interior. Kaca yang menjadi media lukis beragam, seperti kaca meja, partisi lemari, jendela, dan cermin.

Harganya juga tidak murah. Banderol kaca yang telah diberi sentuhan seni saat ini rata-rata antara Rp 500.000 sampai Rp 5 juta sekeping. "Tergantung dimensi dan kerumitan motif," ujar Dreamy.

Dheamy membeberkan, dari sedikit pemain di bisnis ini, beberapa di antaranya berada di Cirebon. Namun, Dheamy mengklaim lukisan kacanya punya kelebihan tersendiri dibanding buatan orang lain. "Punya saya beda. Sebab, saya melukis dari sisi depan bukan dari sisi belakang," ucapnya.

Dheamy merintis usahanya tahun 1996 dengan modal Rp 500.000. Modal segini habis untuk membeli cat, kaca, dan perlengkapan melukis.

Meski modal awalnya cuma seuprit, toh, Dheamy sukses menekuni bisnis ini. Buktinya, ia terus menambah jumlah karyawannya. Awalnya, ia hanya bekerja sendirian. "Sekarang, saya sudah memiliki lima karyawan di bidang desain motif," katanya.

Omzetnya Rp 40 juta

Dheamy juga berhasil meraup omzet tebal dari bisnis lukisan kaca untuk hiasan desain interior ini. Dalam sebuIan, ia mengantongi omzet mencapai Rp 40 juta. "Saya mengambil margin penjualan hampir 100 persen," ungkapnya.

Toh, bagi Dheamy, pendapatan segitu masih terbilang kecil. "Sebenarnya, saya bisa mendapat omzet lebih besar lagi jika mampu menjual lebih banyak. Tapi, saya terkendala pemasaran yang tidak maksimal," jelasnya.

Selama ini, Dheamy hanya mengandalkan pemasaran dari mulut ke mulut. "Dengan cara seperti ini, Saya sudah dapat konsumen lumayan banyak. Apalagi kalau dipasarkan profesional," katanya.

Selain pemasaran, kata Dhemy, kunci sukses bisnis ini adalah keunikan motif dan desain lukisan. Ini tergantung teknik melukis di atas kaca. Perlu trik khusus agar hasilnya maksimal dan cat yang telah digoreskan pada kaca tidak meleleh atau luntur.

Dheamy mengaku punya trik khusus. "Saya memakai cat lokal, tapi sudah saya ramu ulang. Meski tergores kuku sekalipun, catnya tidak copot," ujarnya bangga.

Melukis di atas kaca memang tidak bisa menggunakan cat seperti melukis pada kanvas. "Jenis cat kaca ini lebih mahal," ujar Dheamy. Meski begitu, ia tak perlu merogoh kocek dalam-dalam saat menggeluti usahanya ini. "Biaya produksinya dari uang muka klien," bebernya.

Kendati usaha bidang perlu bakat seni, bukan berarti bidang ini hanya bisa dilakukan oleh mereka yang piawai melukis. "Semua pasti bisa menggeluti usaha ini. Yang penting, ada ketekunan bisa mendesain motif," Dheamy meyakinkan. (Kontan/Dessy Flosalina)

Vai Glass Painting
JL. Sunan Sedayu No. Rawamangun/ UKM Lt II Blok DC-004. Telp. (021) 5755775

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com