Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengiriman Gas Tangguh Rugikan Negara

Kompas.com - 03/07/2009, 09:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat energi dan tambang, Pri Agung Rakhmanto, menilai, negara akan mengalami kerugian jika melakukan pengiriman gas alam cair (LNG) Tangguh ke pembeli Fujian, China, dengan kontrak harga lama.

"Jika pengiriman memang dilakukan, kerugian negara dari selisih harga crude saat ini terhadap ceilling price yang dipakai 38 dollar AS per barrel sudah akan mulai terjadi," katanya di Jakarta, Jumat (3/7).

Menurut Direktur Eksekutif ReforMiner Institute ini, pemerintah terlihat tidak sungguh-sungguh melakukan renegosiasi harga LNG Tangguh dengan segera. "Sepertinya, pemerintah cenderung menunggu hingga tahun 2010 yang memang sesuai kontrak memungkinkan dilakukannya review harga," ujarnya.

Sementara itu, anggota Komisi VII DPR, Alvin Lie, mengatakan, proses renegosiasi harga LNG Tangguh antara pemerintah dan China tetap berjalan. "Malah sepengetahuan saya, sudah ada kesepakatan baru," katanya. Namun, Alvin mengaku belum mengetahui isi kesepakatan baru tersebut.

Pemerintah telah membentuk tim yang diketuai Plt Menko Perekonomian Sri Mulyani guna merenegosiasikan harga LNG Tangguh dengan Pemerintah China. Harga LNG Tangguh memakai patokan batas atas harga minyak mentah (Japan Crude Cocktail/JCC) sebesar 38 dollar AS per barrel.

Meski sudah mengalami kenaikan dibandingkan sebelumnya yang hanya 25 dollar AS per barrel, pemakaian batas atas tersebut dinilai merugikan. Persiapan pengiriman pertama LNG Tangguh yang dijadwalkan pada akhir Juli ini terus dilakukan.

Produksi gas pertama (first drop) dari Lapangan Tangguh sendiri telah dimulai sejak 28 Juni 2009. Proyek LNG Tangguh dikerjakan konsorsium yang dipimpin perusahaan migas asal Inggris, BP Plc. Kapasitas kilang Tangguh mencapai sebesar 7,6 juta ton per tahun dengan cadangan gas sebesar 14 triliun kaki kubik.

Kontrak jual beli LNG Tangguh meliputi Sempra Energy Marketing Co, Meksiko, sebesar 3,7 juta ton per tahun; CNOOC, Fujian, China, 2,6 juta ton per tahun; Posco dan K-Power, Korea Selatan, 1,1 juta ton per tahun; dan 120.000 ton per tahun ke Tohoku Electric, Jepang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Investor Terus Bertambah, Bappebti Bareng Industri Kawal Ekosistem Aset Kripto

Investor Terus Bertambah, Bappebti Bareng Industri Kawal Ekosistem Aset Kripto

Whats New
Catat, Ini Rincian Batas Minimal Nilai UTBK untuk Daftar PKN STAN 2024

Catat, Ini Rincian Batas Minimal Nilai UTBK untuk Daftar PKN STAN 2024

Whats New
Pemerintah Temukan SPBE Kurang Isi Tabung Elpiji 3 Kg, Ini Tanggapan Pertamina

Pemerintah Temukan SPBE Kurang Isi Tabung Elpiji 3 Kg, Ini Tanggapan Pertamina

Whats New
Pemerintah Bayar Kompensasi Listrik ke PLN Rp 17,8 Triliun

Pemerintah Bayar Kompensasi Listrik ke PLN Rp 17,8 Triliun

Whats New
Lowongan Kerja Adaro Energy untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Adaro Energy untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Allianz Utama Kumpulkan Premi Bruto Rp 803,52 Miliar Sepanjang 2023

Allianz Utama Kumpulkan Premi Bruto Rp 803,52 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
Hampir 70 Persen Gen Z Memilih Jadi Pekerja Lepas, Apa Alasannya?

Hampir 70 Persen Gen Z Memilih Jadi Pekerja Lepas, Apa Alasannya?

Whats New
Tingkatkan Peluang Ekspor UKM, Enablr.ID Jadi Mitra Alibaba.com

Tingkatkan Peluang Ekspor UKM, Enablr.ID Jadi Mitra Alibaba.com

Whats New
Praktik Curang Kurangi Isi Elpiji 3 Kg Rugikan Masyarakat Rp 18,7 Miliar Per Tahun

Praktik Curang Kurangi Isi Elpiji 3 Kg Rugikan Masyarakat Rp 18,7 Miliar Per Tahun

Whats New
Pertagas Gelar Pelatihan untuk Dorong Peningkatan Ekonomi Masyarakat Penyangga IKN

Pertagas Gelar Pelatihan untuk Dorong Peningkatan Ekonomi Masyarakat Penyangga IKN

Whats New
PLN EPI dan Universitas Telkom Kembangkan Teknologi 'Blockchain'

PLN EPI dan Universitas Telkom Kembangkan Teknologi "Blockchain"

Whats New
Mendag Ungkap Temuan 11 Pangkalan Gas Kurangi Isi Elpiji 3 Kg di Jakarta hingga Cimahi

Mendag Ungkap Temuan 11 Pangkalan Gas Kurangi Isi Elpiji 3 Kg di Jakarta hingga Cimahi

Whats New
Dorong UMKM Naik Kelas, Kementerian BUMN Gelar Festival Jelajah Kuliner Nusantara

Dorong UMKM Naik Kelas, Kementerian BUMN Gelar Festival Jelajah Kuliner Nusantara

Whats New
Dorong Implementasi Energi Berkelanjutan, ITDC Nusantara Utilitas Gandeng Jasa Tirta Energi

Dorong Implementasi Energi Berkelanjutan, ITDC Nusantara Utilitas Gandeng Jasa Tirta Energi

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com