Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benahi Tata Niaga Garam Impor

Kompas.com - 24/07/2009, 03:48 WIB

Jakarta, Kompas - Garam impor yang seharusnya hanya untuk industri telah merembes ke pasar garam untuk konsumsi. Akibatnya, harga garam di tingkat petani menjadi sangat rendah.

Oleh karena itu, kalangan pemangku kepentingan garam nasional mengimbau agar pemerintah memperbaiki tata niaga garam impor.

Kepala Divisi Pemasaran PT Garam (Persero) Zaenal Alim, Kamis (23/7) di Surabaya, menjelaskan, produksi garam dalam negeri, baik yang diproduksi petani garam maupun yang diproduksi PT Garam, sebenarnya cukup untuk memenuhi kebutuhan garam konsumsi.

Produksi garam dalam negeri rata-rata 1,1-1,3 juta ton per tahun. Adapun kebutuhan garam konsumsi hanya 600.000 ton. ”Dengan demikian, sebenarnya tidak perlu impor garam konsumsi,” kata Zaenal.

Namun, yang terjadi garam impor pun masuk ke pasar garam konsumsi. Padahal, garam impor seharusnya hanya untuk memenuhi kebutuhan industri, antara lain industri soda, kertas, dan industri sejenis.

Hal itu, kata Zaenal, terjadi karena ada perusahaan yang tergabung dalam asosiasi produsen garam beryodium yang juga menjadi importir garam.

   ”Selain produsen garam beryodium, mereka juga memasok garam-garam untuk kebutuhan nonkonsumsi,” katanya.

Untuk mencegah merembesnya garam impor ke pasar garam konsumsi, pemerintah selayaknya menata kembali tata niaga garam impor.

”Akan lebih baik kalau impor garam hanya diberikan kepada produsen pengguna, bukan pedagang, maupun industri terdaftar. Kalau diserahkan kepada mereka, akan menekan petani garam,” kata Zaenal.

Pernyataan senada disampaikan Direktur Lembaga Pengembangan Bisnis Harmoni Idrus Zen. Ia mengatakan, kesemrawutan tata niaga garam impor telah merugikan petani garam dan PT Garam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com