Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sono, Pencuci Piring Jadi Juragan RM Padang

Kompas.com - 13/08/2009, 18:25 WIB

Tahun itu pula, Sono melepas bisnis mie ayam dan nasi gulainya. Ia fokus berjualan nasi padang di Melawai, Blok M. Mereka menamai usahanya Rumah Makan Padang Pak Son. “Omzetnya waktu itu sekitar Rp 2 juta per hari. Sehingga, pada 2003, semua utang ke PD Pasar Jaya dan ke koperasi lunas,” kenang bapak 46 tahun berbadan gempal ini. Dalam kurun waktu tersebut, Sono juga meminjam modal dari Danamon Simpan Pinjam Rp 25 juta. Sampai akhir 2004, Sono dan istrinya bisa membuka cabang nasi padang di Melawai Plaza. Waktu itu, untuk menyewa tempat, Sono butuh Rp 2 juta per bulan.

Kiosnya terbakar

Namun, malang bagi Sono, pada 2005 kebakaran hebat melanda Blok M. Tak terkecuali kiosnya yang ikut terbakar. Akibat kejadian itu, Sono dan istri pun harus rela berjualan di lapak penampungan hingga tahun 2008. Meski begitu, justru sejak itulah usahanya terus meningkat. Sebab, ketika banyak pedagang kaki lima memprotes pembangunan pusat perbelanjaan modern Blok M Square, Sono justru menuai berkah dari pembangunan mal tersebut. Lantaran, banyak pekerja proyek mal tersebut menjadi pelanggan di rumah makan padang miliknya.

Akibatnya, omzet penjualannya meningkat menjadi sekitar Rp 5 juta per hari. Dengan modal tersebut, Sono mengembangkan rumah makannya hingga menjadi enam cabang. Lima rumah makan berada di sekitar Melawai, Blok M. Satu cabang lain ada di kawasan Senayan.”Untuk mengelola rumah-rumah makan itu, saya mendidik dulu para keponakan. Karena saya tidak mau peristiwa kebangkrutan tahun 1991 terulang,” ujarnya.

Sono mendatangkan seluruh karyawannya dari Nganjuk. Dengan demikian, Sono merasa sudah memberikan kontribusi untuk mengangkat keluarganya yang sebagian besar berprofesi sebagai petani. “Lucu juga, ya, dagangnya masakan padang, tapi yang punya dan yang melayani jualan orang Nganjuk,” ujar bapak tiga anak ini sembari terkekeh.

Untuk menambah modal usaha serta memperbanyak kiosnya, sejak tahun 2004, Sono sudah lima kali meminjam dari Danamon Simpan Pinjam (DSP). Terakhir, ia mendapatkan dana sebesar Rp 200 juta yang ia gunakan untuk membeli rumah di Radio Dalam dan mobil untuk menunjang bisnisnya. Rumah itu ia gunakan sebagai dapur, tempat Sono dan Yatmi beserta tiga orang karyawannya mengolah aneka lauk serta memasak satu kuintal nasi untuk kemudian disetorkan ke enam rumah makan mereka.

Keenam rumah makan itu rata-rata memberikan omzet Rp 1 juta hingga Rp 5 juta per hari. Sayangnya, di bulan puasa 2008, lapak-lapak penampungan Blok M dibongkar pemda dan pengurus pasar. Kawasan Blok M Square pun ditata lebih rapi.

Akibatnya, Sono harus rela berpindah tempat. Beruntung, Sono sudah mempersiapkan tempat yang baru. “Sebelum pembongkaran, saya kontrak tiga los kios di Jalan Hasanudin 26, Melawai, seharga Rp 9 juta per bulan,” ujarnya.

Meski begitu, tetap saja ia harus merelakan dua lapaknya hilang. Hingga akhirnya, rumah makannya tinggal empat saja, yakni di jalan Hasanudin, di dekat Melawai Plaza, kawasan basket Melawai, dan terakhir di kawasan Senayan.

Lantaran tidak ada pekerja proyek lagi, omzet rumah makan padang Sono di jalan Hasanudin berkurang dari Rp 5 jutaan jadi Rp 4 jutaan per hari. Namun, hal itu tidak mempengaruhi kondisi keuangan Sono. Ketiga rumah makan lainnya masih memberikan omzet sekitar Rp 1 jutaan per hari. Total omzet Sono saat ini mencapai Rp 7 juta per hari dengan marjin laba mencapai 30 persen.

Sukses Sono menginspirasi sang anak sulungnya untuk mandiri berwiraswasta membuka bengkel. Tapi, Sono masih memiliki impian yang belum tercapai, yakni mempunyai rumah makan padang besar setara rumah makan Sederhana yang khusus melayani kelas menengah atas. “Saya sedang mencari lahannya,” ujarnya. (Aprillia Ika/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com