Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Pengangguran Jadi Ancaman Pasar Bebas

Kompas.com - 12/11/2009, 14:40 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com — Peningkatan angka pengangguran merupakan ancaman terbesar bagi pasar bebas dan dapat memicu kebijakan proteksionisme yang lebih besar di seluruh dunia.

Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Pascal Lamy mengatakan hal itu di Singapura, Kamis (12/11). Lamy, yang sedang menghadiri pertemuan para menteri perdagangan dan keuangan Asia-Pasific di "Negara Singa" itu, mengatakan kepada jaringan televisi CNBC bahwa dia tidak memperkirakan adanya suatu perbaikan pada dunia lapangan kerja dalam satu atau dua tahun mendatang.

"Saya pikir ancaman terbesar adalah keadaan yang memburuk pada pasar lapangan kerja di mana tingkat pengangguran meningkat, lalu muncul kebijakan-kebijakan yang bersifat proteksionis," kata Lamy ketika ditanya mengenai tantangan terbesar pasar bebas.

Antrean pencari kerja telah terjadi di negara-negara industri maju sejak krisis ekonomi global meledak setahun lalu dan telah menjadi kecemasan utama pemerintah di berbagai negara.

Tingkat pengangguran di AS mencapai angka tertinggi dalam 26 tahun, yaitu 10,2 persen pada Oktober dan survei pendapat para ekonom yang dilakukan Reuters memperkirakan, angka itu akan mencapai 10,5 persen pada pertengahan tahun depan.

Di Jepang, negara ekonomi terbesar kedua di dunia, tingkat pengangguran pada Septemeber membaik dari rekor tertinggi, yaitu turun menjadi 5,3 persen dari 5,5 persen pada Agustus dan 5,7 persen pada Juli. Namun, lapangan pekerjaan yang tersedia tetap tidak mengalami perbaikan, masih pada rekor terendah yang pernah ada.

Lamy mengatakan, kecenderungan proteksionisme sejauh ini masih sangat terbatas dan terukur. Namun, ia menambahkan, "Kedahsyatan krisis telah memicu reaksi proteksionisme di mana-mana," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

Whats New
Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Whats New
10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com