Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Martabat Bangsa Direndahkan

Kompas.com - 24/04/2010, 22:15 WIB

BATAM, KOMPAS.com -  Usai mengeroyok seorang tenaga kerja asing, membakar kantor dan merusak sejumlah mobil, ribuan pekerja Drydocks World Graha, Batam, menyanyikan lagu Indonesia tetap Merdeka karangan C Simanjuntak.

 "Sorak-sorak bergembira bergembira semua, sudah bebas negri kita Indonesia merdeka, Indonesia merdeka, Republik Indonesia, Itu lah hak milik kita untuk slama-lamanya".

Tanpa dirigen, para pekerja menyanyikan lagu dengan kompak dan penuh penghayatan. Beberapa di antaranya sambil mengepalkan tangan ke udara, mereka betul-betul memaknai lagu kebangsaan, seakan baru saja memenangkan perang membela martabat bangsa.

"Selama ini kami memendam amarah. Sudah cukup penghinaan dan pelecehan kepada orang Indonesia. Ini di Indonesia, tidak boleh ada yang menghina orang Indonesia di negeri Indonesia," kata seorang pekerja bernama Ibrahim, berapi-api. Ibrahim diamini puluhan pekerja yang berada di sekitarnya.

Tampaknya, kemarahan kepada tenaga kerja asing sudah lama dipendam, sehingga butuh sedikit pemantik saja untuk mengobarkan bara sekitar 12 ribu pekerja Drydock World Graha. Pemantik itu berupa cacian, yang dilontarkan tenaga kerja asing berinisial G, saat apel kerja pagi di kapal 204.

Menurut beberapa pekerja, G mengatakan, "All Indonesian people are stupid. Can not work." Pekerja Indonesia, yang kebanyakan mengerti dan dapat berbicara bahasa Inggris langsung mengartikannya sebagai sebuah pelecehan terhadap bangsa. Menggunakan pesan singkat, informasi penghinaan itu tersebar ke lima kapal yang sedang dikerjakan, dan ke ribuan pekerja lainnya.

Dalam waktu singkat, bara amarah ribuan pekerja memuncak. Para pekerja langsung menuju kantor personalia da merusak segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga kerja asing. Sekitar 30 mobil rusak, empat di antaranya hangus terbakar. Beberapa ruang kerja juga dibakar.  Pekerja sempat mengincar gudang untuk dirusak, namun dihalau polisi. "Kami hanya mau orang India tidak lagi bekerja di sini," kata seorang pekerja berteriak.

Kesenjangan
Sebenarnya, luapan kemarahan sudah pernah tersalurkan beberapa minggu sebelumnya. Seorang tenaga kerja asing menghina bangsa Indonesia, dan menyulut keributan. Namun, keributan tidak berlangsung lama, karena TKA tersebut dikeluarkan dari pekerjaan oleh manajemen Drydocks Indonesia.

Seorang pekerja Iwan Ali mengatakan selain sering mengeluarkan perkataan menghina, TKA juga sombong, karena diberikan fasilitas lebih dibanding pekerja Indonesia. Rata-rata, setiap pekerja Indonesia membawa uang sekitar Rp2,5 juta per bulan. Sedangkan TKA sekitar Rp6,5 juta.  "Itu tidak adil, kami bekerja mati-matian," kata Ali.

Para pekerja asing juga mendapatkan fasilitas seperti mobil dan tempat tinggal, kata dia. Padahal, menurut Ali, pekerjaan yang dilakukan TKA bukanlah hal teknis yang sulit dikuasai orang Indonesia. "Banyak kok orang Indonesia yang bisa melakukan pekerjaan itu, Jadi kenapa harus ada mereka," kata Iwan. Bahkan, kata dia, banyak orang Indonesia yang berkemampuan lebih besar dibanding TKA.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com