Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gas Donggi-Senoro Ekspor

Kompas.com - 22/05/2010, 04:22 WIB

Hatta menegaskan, Indonesia memiliki stok gas yang berlimpah, salah satunya kemungkinan akan terjadi kelebihan pasokan (oversupplied) dari Blok Mahakam. Masalahnya, Indonesia tidak punya infrastruktur yang bisa mendistribusikan gas-gas tersebut ke daerah-daerah yang membutuhkan gas paling tinggi. Kebijakan sebelumnya terlambat mengantisipasi tingginya permintaan gas di dalam negeri.

”Dari neraca gas menunjukkan bahwa stok itu berlimpah. Yang terpenting adalah pembangunan floating LNG receiving terminal (terminal penampung dan pengolah gas terapung),” ujarnya.

Floating LNG receiving terminal harus terwujud dengan pelaksana inti PT Pertamina dan PT Perusahaan Gas Negara atau PGN. Pertamina dan PGN pada 14 April 2010 membentuk perusahaan patungan, PT Nusantara Regas, untuk membangun LNG Receiving Terminal Jawa Barat.

Pabrik pupuk

Hatta mengatakan, beberapa faktor akan dijadikan pemerintah sebagai dasar dari pengambilan keputusan pemanfaatan gas Donggi-Senoro, antara lain pembangunan pabrik pupuk di Senoro. Keberadaan pabrik pupuk ini menjadi salah satu dasar bahwa gas yang dihasilkan dari Donggi-Senoro akan digunakan untuk konsumsi dalam negeri.

”Pabrik pupuk ini usulan bottom up (dari daerah). Dengan adanya pabrik ini, kebijakan penggunaan gas Donggi-Senoro yang dikombinasikan antara ekspor dan dalam negeri adalah penting, tuturnya.

Pabrik pupuk di Senoro merupakan salah satu program yang ditetapkan pemerintah dalam revitalisasi industri pupuk tahap kedua. Kapasitas pabrik ini diperkirakan 1,155 juta ton per tahun. Pabrik ini butuh 91 juta kaki kubik gas per hari. (OIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com