Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPPT Usulkan Perbaikan Desain

Kompas.com - 02/07/2010, 13:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengusulkan perbaikan desain kompor dan tabung elpiji untuk program konversi minyak tanah ke elpiji. Desain baru ini diharapkan bisa mengurangi faktor risiko akibat kesalahan pengguna menjadi sepertiganya.

Menurut Direktur Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi BPPT Arya Rezavidi dalam jumpa pers, Jumat (2/7/2010), di Gedung BPPT, Jakarta, pihaknya juga merekomendasikan untuk melakukan audit investigasi pada kompor-kompor yang sudah beredar, serta melakukan sosialisasi tentang keamanan penggunaan kompor dan tabung elpiji.

"Kejadian meledaknya gas akibat kebocoran yang terjadi dari kompor, tabung, maupun aksesori sistem kompor elpiji pada program konversi minyak tanah ke elpiji akhir-akhir ini telah menimbulkan keprihatinan masyarakat kita," kata Arya.

Kecelakaan akibat meledaknya tabung elpiji yang bocor dapat diakibatkan oleh beberapa hal, yakni buruknya kualitas komponen kompor, tabung dan aksesorinya (selang, regulator, dan katup), peletakan tabung gas di ruangan yang kurang ventilasinya.

Penyebab lain adalah kecerobohan pengguna atau konsumen akibat kurangnya pengetahuan tentang keamanan.

Terkait hal itu, BPPT sebagai salah satu institusi pemerintah yang memiliki kompetensi di bidang teknologi mencoba memberikan kontribusinya berupa rekomendasi untuk memperbaiki desain kompor dan tabung elpiji itu, khususnya untuk tabung 3 kilogram.

"Kami mengusulkan untuk melaksanakan perbaikan desain pada kompor dan tabung elpiji 3 kilogram dengan mengurangi titik-titik lemah yang dikontrol pengguna," kata dia.

Sejauh ini ada sejumlah titik lemah yang harus dikontrol konsumen, yaitu antara katup dan regulator, antara regulator dan selang, serta antara selang dan kompor.

Dengan desain baru yang terintegrasi, hanya satu titik yang dikontrol konsumen. Dengan demikian, hal ini mengurangi faktor risiko akibat kesalahan pengguna menjadi sepertiganya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com